Penerima BPNT Mataram tidak terakomodasi sesuai kuota

id Penerima BPNT,BPNT Mataram,bantuan pangan,pangan nontunai,gempa lombok

Penerima BPNT Mataram tidak terakomodasi sesuai kuota

ilustrasi - Sejumlah ibu rumah tangga menunjukkan kartu tanda penerima bantuan pangan nontunai. (ANTARA Foto) (1)

Mataram (Antaranews NTB) - Kepala Dinas Sosial Kota Mataram Hj Baiq Hasnayati menyebutkan, penerima bantuan pangan nontunai (BPNT) tahun ini tidak dapat terakomodasi sesuai kuota yakni sebanyak 25.680 kepala keluarga.

"Hal itu terjadi karena adanya keterlambatan validasi data penerima melalui aplikasi yang disebabkan kurangnya kepemilikan data dari sasaran, seperti KTP dan KK," katanya kepada sejumlah wartawan di Mataram, Nusa Tenggara Barat, Senin.

Namun demikian, katanya, dari 25.680 kepala keluarga (KK) kuota sasaran Kota Mataram, telah di SK-kan sekitar 21 ribu lebih KK. Artinya, ada penambahan dari jumlah sasaran penerima BPNT sebanyak 19.401 KK menjadi 21 ribu lebih.

"Penambahanya sekitar 2.000 KK, dari jumlah KK sebelumnya yang belum terakomodasi sesuai kuota sebanyak 6.279 KK yang trsebar dienam kecamatan," sebutnya.

Dikatakan, untuk dapat mengakomodasi KK yang sudah masuk dalam kuota BPNT sebanyak 25.680 KK, pihaknya akan terus mengusulkan sisa kuota tersebut dengan kembali melakukan validasi data kepada calon sasaran yang sudah ada.

Dalam hal ini, peran dari kelurahan agar aktif melakukan musyawarah kelurahan (muskel) validasi data dan penetapan sasaran BPNT sangat penting, karena hal itu menjadi acuan utama pengajuan dan pengeluaran SK.

"Harapannya, tahun depan pemerintah bisa kembali mengeluarkan SK penetapan jumlah sasaran BPNT di Mataram sesuai dengan kuota yang ada," katanya.

Dia mengatakan untuk melakukan validasi data terhadap jumlah sasaran penerima BPNT sesuai kuota tidak terlalu sulit, sebab masing-masing kelurahan sudah memiliki angka dan sasaran yang jelas.

"Tinggal dilakukan pencoretan bagi sasaran yang sudah meninggal, pindah atau ada juga yang menjadi tenaga kerja Indonesia (TKI). Jadi tidak terlalu sulit," ujarnya.

Sementara menyinggung tentang adanya sasaran yang kehilangan kartu akibat bencana gempa bumi dan mengalami rumah rusak berat, Hasnayati meminta masyarakat segera melapor dan meminta ganti kartu ke BRI melalui pendamping.

"Kasus-kasus seperti ini memang ada, tapi angka pastinya belum kita hitung karena semua tertangani langsung oleh pendamping," katanya.