Gubernur NTB kembali dikritik soal pengiriman mahasiswa ke Polandia

id Gubernur NTB,Minta jelaskan,beasiswa ke polandia

Gubernur NTB kembali dikritik soal pengiriman mahasiswa ke Polandia

Gubernur Nusa Tenggara Barat (NTB) H Zulkieflimansyah saat menerima kunjungan Duta Besar Republik Polandia untuk Indonesia, Beata Stockzynska. (Foto Ist). (/)

Mataram (Antaranews NTB) - Anggota DPRD Nusa Tenggara Barat Nurdin Ranggabarani meminta Gubernur Zulkieflimansyah memberikan penjelasan secara terbuka soal pengiriman mahasiswa asal provinsi itu ke Polandia, menyusul banyaknya kritikan yang disampaikan terkait program beasiswa pascasarjana tersebut.

"Terkait munculnya pro dan kontra pengiriman mahasiswa ke luar negeri, khususnya ke Polandia atau beberapa negara yang berfaham komunis. Bagi kami perlu mendapat tanggapan yang arif dan bijaksana," ucapnya di Mataram, Senin.

Untuk itu perlu semacam penjelasan terbuka dan pencerahan yang komprehensif. Sehingga, informasi tentang hal ini tidak dicerna sepotong-sepotong oleh masyarakat, ujarnya.

Menurutnya, masyarakat boleh khawatir terkait program tersebut, tetapi tidak lantas juga kemudian menciptakan ketakutan atau menyebar momok ketakutan yang berlebihan. Begitu juga sebaliknya, ketakutan yang disampaikan sebagian pihak tidak juga dinilai sebagai upaya negatif yang berlebihan oleh Pemerintah Provinsi (Pemprov) NTB. Karena, bisa jadi menurut Nurdin, masukan yang disampaikan tersebut adalah bagian dari kecintaan masyarakat kepada NTB dan Gubernurnya.

"Agar niat baik dan keringat Gubernur tidak berbuah hal yang sebaliknya. Kami memandangnya sebagai sebuah masukan berharga yang tentu ada solusi dan jalan keluarnya. Sepanjang semua yang kita lakukan dengan nawaitu yang baik. Insha Allah, ada banyak cara yang dapat kita lakukan bersama, untuk tetap mendorong keberlanjutan program ini dengan lebih baik," jelas politisi PPP tersebut.

Nurdin, menuturkan agar program tersebut dapat berlanjut, ia mendorong pada saat rekruitmen membuat kesepakatan dengan para calon penerima beasiswa bahwa ilmu dunia adalah yang kesekian, namun aqidah dan tauhid adalah yang utama. Bila perlu ada materi khusus terkait hal tersebut. Di mana nilai dari materi tentang aqidah menjdi penentu bagi meraka untuk diterima atau tidak sebagai penerima beasiswa. Hal ini ketika mereka sudah berada di Polandia.

Keberlanjutan mereka juga ditentukan oleh hal tersebut. Bahkan mungkin para tuan guru dapat bergantian keliling Eropa untuk pengajian tiap bulan.

Tapi terlepas dari itu, kita tidak perlu menebar momok ketakutan yang berlebihan. Ada banyak contoh anak-anak kita yang berada di negara-negara minoritas muslim tapi justru menjadi semakin kokoh aqidahnya.

Sebaliknya, ada anak-anak kita yang setiap menit berada dalam pelukan kasih sayang dan kehangatan kedua orang tuanya, namun juga kemudian bisa murtad dari agamanya, ucapnya.

Untuk itu, Nurdin menilai program Gubernur NTB Zulkieflimansyah mungkin belum sempurna. Maka dari itu, menurutnya, kalaupun memberikan kritik, maka kritisi itu diberikan secara konstruktif bukan dengan menyebar momok ketakutan yang berlebihan.

"Agar beberpa sisi lemah yang mungkin menjadi kekhawatiran kita dapat kita tutupi dan kita perbaiki serta kita sempurnakan secara bersama-sama," katanya.