Pemkot Mataram siapkan ratusan terpal untuk korban gempa

id Pemkot Mataram ,terpal,Gempa NTB

Pemkot Mataram siapkan ratusan terpal untuk korban gempa

Sejumlah orang tua dan anak-anak di lokasi pengungsian di Desa Sajang, Kecamatan Sembalun, Kabupaten Lombok Timur, NTB. (Foto dokumen Antaranews/Iman).

Saat ini kami telah menyiapkan sekitar 200 terpal, untuk dibagi kepada para korban gempa bumi yang atap Rumah singgahnya sudah rusak akibat gempa. Insya Allah, terpal tersebut bisa bertahan hingga hunian tetap (huntap) rampung terbangun
Mataram (Antaranews NTB) - Pemerintah Kota Mataram, Nusa Tenggara Barat, telah menyiapkan ratusan terpal untuk mengganti atap rumah singgah korban gempa bumi yang sudah rusak akibat cuaca.

"Saat ini kami telah menyiapkan sekitar 200 terpal, untuk dibagi kepada para korban gempa bumi yang atap Rumah singgahnya sudah rusak akibat gempa. Insya Allah, terpal tersebut bisa bertahan hingga hunian tetap (huntap) rampung terbangun," kata Kepala Dinas Perumahan dan Kawasan Permukiman (Disperkim) Kota Mataram HM Kemal Islam di Mataram, Kamis.

Ia mengatakan, penyediaan terpal tersebut sebagai salah satu solusi efisien mengatasi kondisi atap Rumah singgah korban gempa bumi yang sudah lapuk karena cuaca, dibandingkan dengan mengganti atapnya dengan konstruksi spandek.

Pasalnya, kata Kemal, jika ingin mengganti atap rumah singgah dengan spandek hal itu terkesan sia-sia, sebab lahan untuk membangun rumah singgah sudah tidak ada dikarenakan rumah singgah yang terbangun di atas lahan milik warga kini sudah bergeser karena mereka sedang fokus membangun huntap.

"Progres pelaksanaan pembangunan huntap baik berupa rumah instan sederhana sehat (Risha) maupun rumah konvensional (Riko), saat ini sudah cukup bagus," katanya.

Berdasarkan data yang ada, untuk Risha yang sudah jadi dan sedang berjalan saat ini sebanyak 268 unit, sedangkan Riko sebanyak 97 unit sehingga pelaksanaan pembangunan huntap sudah mencapai hampir 400 unit dari sekiar 800-an huntap yang akan dibangun.

Dengan demikian, pihaknya menargetkan huntap para korban gempa bumi bisa rampung sebelum target yang ditetapkan pemerintah pada bulan Maret 2019.

"Saat ini warga sedang semangat-semangatnya membangun, dan kami memberikan dukungan dengan memfasilitasi masyarakat bekerja sama dengan 10 penyedia panel termasuk aksesorisnya," ujarnya.

Terkait dengan itu, lanjut Kemal, kalaupun pemerintah kota ingin membantu para korban gempa bumi mempercepat proses pembangunan huntap dengan anggaran bantuan dari pemerintah daerah lainnya di Indonesia lebih baik diarahkan untuk membantu bahan bangunan lainnya.

Bahan bangunan lain yang dibutuhkan korban gempa antara lain, untuk keramik, kloset atau kebutuhan lainnya di lapangan sehingga bisa lebih tepat sasaran.

"Untuk membangun huntap dari dana bantuan pemerintah sebesar Rp50 juta itu, tentunya masih kurang karena idealnya untuk membangun rumah tipe 36 dibutuhkan dana sekitar Rp70 juta," katanya. (*)