1.900 penerbangan batal akibat gempa Lombok

id Bandara Lombok,Penerbangan Batal,Pascagempa Lombok

1.900 penerbangan batal akibat gempa Lombok

PENERBANGAN LOMBOK LANCAR Sejumlah kru melakukan bongkar muat bagasi penumpang di Bandara Internasional Lombok (BIL) di Tanak Awu, Praya, Lombok Tengah, NTB, dengan latar belakang Gunung Rinjani, Kamis (19/11). Saat ini aktivitas penerbangan di Bandara tersebut berjalan lancar dan tidak terpengaruh abu vulkanik erupsi anak Gunung Rinjani yang masih aktif dengan intensitas letusan yang berangsur menurun. (Dokumen: ANTARA FOTO/Ahmad Subaidi/pras/15).

Penurunannya cukup drastis. Kalau biasanya terutama di awal 2018 sebelum bencana gempa bumi melanda, jumlah penumpang dalam sehari bisa mencapai 12.000 hingga 14.000 orang
Mataram (Antaranews NTB) - GM Bandara Internasional Lombok atau Lombok Internasional Airport (LIA) l Gusti Ngurah Ardita, mengatakan akibat bencana gempa bumi melanda Lombok dan Sumbawa, Nusa Tenggara Barat, sebanyak 1.900 lebih penerbangan melalui bandara itu tidak beroperasi, baik dari maupun menuju LIA.

"Ini akibat bencana gempa bumi lalu, banyak wisatawan sempat tidak berani melakukan kunjungan, termasuk wisatawan yang sedang liburan saat gempa terjadi, memilih pulang ke negara masing-masing," kata Ardita di Mataram, Jumat.

Ia menjelaskan akibat tidak beroperasinya penerbangan oleh maskapai, akhirnya berpengaruh pada jumlah penumpang.

"Penurunannya cukup drastis. Kalau biasanya terutama di awal 2018 sebelum bencana gempa bumi melanda, jumlah penumpang dalam sehari bisa mencapai 12.000 hingga 14.000 orang," terangnya.

Menurut Ardita, akibat gempa jumlah penumpang di Bandara LIA dalam sehari hanya sekitar 7.000 penumpang, sehingga dari sisi target jumlah penumpang pada 2018 yang ditargetkan mencapai 4 juta penumpang, tidak tercapai.

"Kalau rugi, jelas kita rugi, tapi mau bagaimana karena bencana gempa bumi merupakan fenomena alam yang tidak bisa diprediksi kapan akan terjadi," ucap Ardita.

Namun Ardita mengaku belum melakukan perhitungan jumlah kerugian itu.

"Kalau ruginya berapa, sampai sekarang kita belum bisa kalkulasikan. Tapi yang jelas rugi pasti ada," tegasnya.

Selain bencana gempa bumi Lombok, bencana gempa bumi dan tsunami yang terjadi di Donggala,Palu, juga ikut mempengaruhi, termasuk bencana meletusnya Gunung Jari Baru Lombok, beberapa waktu lalu, sehingga total penerbangan tidak beroperasi mencapai 2.000 penerbangan.

Ia menuturkan, guna memulihkan kembali aktivitas dan meningkatkan kunjungan wisatawan pascagempa, Angkasa Pura l bersama Pemprov NTB gencar melakukan promosi, termasuk melakukan?launching?kalender event pariwisata NTB 2019 di Jakarta.

"Kita berharap peran media bisa lebih maksimal membantu memulihkan kembali kondisi pariwisata NTB, salah satunya melalui pemberitaan positif tentang pariwisata NTB pascagempa, sehingga menghilangkan kekhawatiran orang untuk datang kesini (NTB, red)," tuturnya.

Sebelumnya, Kepala Dinas Pariwisata NTB, Lalu Mohammad Faozal, mengatakan, pascaproses pemulihan, Pemprov NTB optimis, kunjungan dan aktivitas pariwisata bisa berlangsung normal kembali.

Selain proses pemulihan secara fisik, berbagai event wisata dan kebudayaan juga siap dilaksanakan, guna menarik minat kunjungan wisatawan datang ke NTB.

"Kita juga sudah melakukan sejumlah upaya agar proses pemulihan pariwisata NTB segera kembali normal, salah satunya bertemu dengan sejumlah maskapai, terutama membuka penerbangan langsung baik domestik maupun internasional ke NTB," katanya. (*)