Mataram (Antaranews NTB) - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati memperkirakan pertumbuhan ekonomi pada 2018 bisa mencapai kisaran 5,15 persen atau dibawah asumsi dalam APBN sebesar 5,4 persen.
"Momentum pertumbuhan ekonomi tetap terjaga meski ada gejolak. Kita perkirakan 5,15 persen, ada revisi dari sebelumnya 5,17 persen," ujar Sri Mulyani di Jakarta, Rabu.
Sri Mulyani mengatakan perkiraan tersebut merupakan pencapaian yang bagus dalam kondisi lingkungan global masih diliputi ketidakpastian.
Ia menambahkan motor penggerak dari pertumbuhan ekonomi adalah permintaan domestik terutama dari konsumsi rumah tangga, investasi maupun konsumsi pemerintah.
Sedangkan, peningkatan kinerja ekspor dan impor masih terbatas sejalan dengan tren melemahnya perdagangan dunia sebagai dampak meningkatnya tekanan perang dagang.
"Kita melihat respon dari kebijakan di 2018 akan terasa di kuartal terakhir, namun ketidakpastian global mempengaruhi permintaan sehingga ada revisi kebawah," ujarnya.
Pertumbuhan ekonomi ini memberikan dampak langsung kepada penciptaan lapangan kerja, pengurangan tingkat pengangguran dan penurunan angka kemiskinan dan ketimpangan.
Hal ini terlihat dari tingkat pengangguran per Agustus 2018 tercatat 5,34 persen, tingkat kemiskinan per Maret 2018 mencapai 9,82 persen dan koefisien gini sebesar 0,389.
"Dengan perkembangan ekonomi yang terjaga sehat, maka kesejahteraan masyarakat secara umum terus membaik," kata Sri Mulyani.
Dalam kesempatan ini, Sri Mulyani juga memaparkan realisasi sementara asumsi makro lainnya di 2018 yaitu laju inflasi 3,13 persen, tingkat suku bunga SPN 3 bulan 4,95 persen dan nilai tukar Rp14.247 per dolar AS.
"Sampai akhir tahun, stabilitas nilai tukar dapat dijaga pada kisaran Rp14.247 per dolar AS atau terdepresiasi sekitar 6,9 persen dari posisi di akhir 2017," katanya.
Kemudian, harga minyak mentah Indonesia 67,5 dolar AS per barel, lifting minyak 776 ribu barel per hari dan lifting gas 1.136 ribu barel setara minyak per hari.
Pergerakan harga minyak yang jauh melampaui asumsi dalam APBN sebesar 48 dolar AS per barel telah memberikan sumbangan kepada kenaikan penerimaan negara.
Berita Terkait
Sri Mulyani jelaskan UU APBN 2024 selesai sebelum penetapan capres-cawapres
Jumat, 5 April 2024 13:05
Menkeu Sri Mulyani percayai forum di MK jadi cara merawat nalar publik
Jumat, 5 April 2024 13:01
Menkeu: Realisasi transfer ke daerah capai Rp141,4 triliun
Senin, 25 Maret 2024 17:04
Rp13,4 triliun THR sudah disalurkan
Senin, 25 Maret 2024 11:34
THR untuk ASN di Lombok Tengah dianggarkan Rp50 miliar
Senin, 25 Maret 2024 11:27
Menkeu Sri Mulyani diskusikan asesmen IMF dan Bank Dunia
Selasa, 19 Maret 2024 5:43
Menkeu Sri Mulyani amanatkan BRI tingkatkan akses nasabah UMKM
Kamis, 7 Maret 2024 18:11
Menkeu sebut THR ASN tahun ini cair
Selasa, 5 Maret 2024 21:43