Investasi diprediksi melambat jelang Pilpres 2019

id Investasi ,Pemilu,Lambat

Investasi diprediksi melambat jelang Pilpres 2019

Ilustrasi: Lansekap Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Arun dari atas ketinggian bukit Desa Panyang, Kecamatan Muara Satu, Lhokseumawe, Aceh, Kamis (3/1/2019). KEK Arun telah diresmikan beroperasi oleh Presiden Joko Widodo pada 14 Desember 2018 sebagai pusat pengembangan industri migas dan petrokimia dan zona pariwisata yang diproyeksikan akan mencapai nilai investasi sebesar 3,8 miliar dolar AS atau setara Rp50,5 triliun dan menyerap tenaga kerja sebanyak 40.000 orang pada tahun 2021. (ANTARA FOTO/Rahmad)

Jakarta (Antaranews NTB) - Laju investasi asing diperkirakan akan melambat sebelum perhelatan Pemilihan Presiden (Pilpres) April 2019 mendatang dan mulai membaik setelah rangkaian kegiatan lima tahunan itu berakhir.

"Polanya biasanya begitu yang terjadi pada 2014 dan 2009.  Saat menjelang Pilpres agak turun (investasinya), setelah ada kepastian pemenang baru meningkat," kata Ekonom Universitas Indonesia (UI) Berly Martawardaya di Jakarta, Kamis.

Direktur Program Institute for Development of Economics and Finance (INDEF) itu menuturkan pelambatan laju investasi diprediksi akan terjadi sepanjang semester pertama 2019 mengingat Pilpres akan dilaksanakan pada bulan April.

Pasalnya, ia memperkirakan banyak investor yang masih akan menunggu atau wait and see atas hasil pemilihan presiden.

Namun, diharapkan investasi bisa membaik setelah pengumuman hasil Pilpres yang diikuti dua pasangan calon.

"Mungkin 2020 mulai meningkat. Paling cepat semester kedua  2019 setelah keluar hasil (Pilpres) akan membaik," katanya.

Selain karena momentum Pilpres, Berly menyebut kondisi ekonomi global yang terimbas aksi perang dagang juga masih akan membayangi pelambatan laju investasi.

"Kondisi global yang menunggu perang dagang serta adanya Pilpres ini memang kombinasi ini kurang bagus bagi Indonesia tahun ini," katanya.

Baca juga: Menperin: Industri harus optimistis, ambil peluang di tahun politik