Disdag Mataram rintis pasar tradisional Dasan Agung standar SNI

id disdag mataram,pasar tradisional,pasar standar sni,standar sni,dasan agung,ntb,mataram

Disdag Mataram rintis pasar tradisional Dasan Agung standar SNI

pasar tradisional di Kota Mataram (ist) (ist/)

Misalnya, dari cara berpakaian, penggunaan celemek untuk pedagang ikan dan daging, penggunaan pisau dan alat-alat lainnya juga perlu diperhatikan. Jangan sampai pedagang menggunakan pisau yang berkarat
Mataram, (Antaranews NTB) - Dinas Perdagangan Kota Mataram, Nusa Tenggara Barat, merintis Pasar Dasan Agung menjadi pasar tradisional ber-standar nasional Indonesia (SNI), untuk mendukung sektor pariwisata di daerah ini.

"Guna mewujudkan rencana tersebut, kami bekerja sama dengan Dinas Perdagangan Provinsi dan Yayasan Danamon Peduli (YDP) Jakarta," kata Kepala Dinas Perdagangan (Disdag) Kota Mataram Lalu Alwan Basri di Mataram, Kamis.

Dikatakan, apabila Pasar Dasan Agung tahun ini bisa menjadi pasar ber SNI maka Pasar Dasan Agung akan menjadi satu-satunya pasar tradisional di NTB yang memiliki sertifikat SNI.

Karena itu, untuk mendapat pengakuan tersebut dibutuhkan kerja sama dan dukungan dari pemerintah provinsi serta YDP dalam pemenuhan 34 item syarat yang harus dimiliki oleh sebuah pasar ber SNI.

Dari 34 item tersebut antara lain, lapak pedagang harus bagus, rapi dan bersih, begitu juga dengan lingkungan pasar, serta fasilitas umum dan fasilitas pendukung di pasar harus tertata.

Selain itu, lanjut Alwan, perlu ada pembinaan peningkatan sumber daya manusia (SDM) terhadap pedagang, agar tahu bagaimana cara memberikan pelayanan terbaik bagi pembeli.

"Misalnya, dari cara berpakaian, penggunaan celemek untuk pedagang ikan dan daging, penggunaan pisau dan alat-alat lainnya juga perlu diperhatikan. Jangan sampai pedagang menggunakan pisau yang berkarat," ujarnya.

Sementara untuk penataan lapak, kata Alwan, saat ini pihak dari YDP sedang melakukan proses pembangunan lapak di lantai tiga dengan realisasi pengerjaan sampai saat ini sudah terbangun 35 lapak dari 42 lapak yang dibutuhkan di bagain utara.

Sementara untuk lapak di bagian selatan akan dibangunkan sebanyak 70 lapak, agar dapat menampung semua pedagang yang saat ini menempati lapak sementara di areal parkir sejak gempa bumi bulan Agustus 2018.

"Untuk retakan-retakan pascagempa bumi juga sudah diperbaiki. Jika semua lapak sudah terbangun, dipastikan semua pedagang yang kini berada di areal parkir bagian timur menempati lapak tersebut," katanya.

Pasalnya, setelah penataan lapak pedagang di lantai dua, YDP akan melanjutkan penataan pada areal parkir tersebut agar pasar lebih rapi dan indah sehingga masyarakat bisa melakukan transaksi dengan nyaman dan aman.

Menyinggung soal kebutuhan anggaran, Alwan mengatakan, untuk lapak yang diintervensi YDP, pemerintah kota sepenuhnya meneria barang jadi tidak menerima anggaran.

"Sedangkan untuk kegiatan-kegiatan pendukung lainnya, kami segera melakukan pertemuan dengan Dinas Perdagangan Provinsi untuk mengetahui berapa kebutuhan anggaran dan berapa besaran dana `sharing` yang akan kita alokasikan," ujarnya.