Tahanan kabur, Sarana asimilasi di Lapas Lombok Timur dievaluasi

id Lapas Selong ,Warga binaan ,Evaluasi ,Tahanan Kabur ,Lombok Timur

Tahanan kabur, Sarana asimilasi di Lapas Lombok Timur dievaluasi

Kepala Lapas Selong Lombok Timur, Provinsi NTB Ahmad Sihabudin di Lombok Timur, Minggu (27/04/2025). ANTARA/Akhyar Rosidi.

Mataram (ANTARA) - Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Selong, Lombok Timur, Nusa Tenggara Barat (NTB) melakukan evaluasi terhadap program sarana asimilasi dan edukasi (SAE) warga binaan pasca penemuan mayat di Sungai Desa Tetep Batu yang merupakan warga binaan yang kabur saat menjalani asimilasi.

Kepala Lapas Selong Ahmad Sihabudin di Lombok Timur, Minggu mengatakan bahwa pasca insiden tersebut, seluruh warga binaan yang bertugas dalam program SAE di Menanga Baris telah ditarik kembali ke Lapas.

"Seluruh peserta program SAE telah melalui proses seleksi ketat dan menerima upah yang layak," katanya .

Ia juga menepis spekulasi bahwa KY atau korban terlibat kasus narkoba atau pembunuhan. Program ini diperuntukkan bagi warga binaan dengan catatan perilaku baik selama menjalani masa hukuman.

"Yang bersangkutan malah berkelakuan baik di dalam lapas, sehingga bisa dipilih untuk menjadi tenaga bantuan panen di Menanga Baris," katanya.

Baca juga: Tahanan kabur ditemukan tewas di sungai Tete Batu Lombok Timur

Insiden ini mendorong Lapas Selong untuk melakukan evaluasi menyeluruh terhadap mekanisme dan Standar Operasional Prosedur (SOP) program SAE perbantuan panen.

"Pihak keluarga KY telah menerima kepergian almarhum sebagai musibah dan menolak untuk dilakukan autopsi. Jenazah KY telah diserahkan kepada pihak keluarga untuk dimakamkan pada hari ini," katanya.

Ia mengatakan mayat yang ditemukan di salah satu sungai di Desa Tete Batu tersebut, merupakan salah satu warga binaan Lapas Selong, yang diperbantukan untuk mengikuti program asimilasi membantu menanam jagung, yang kabur

"Memang betul korban yang bernama KY ini diperbantukan untuk menanam palawija di Menanga Baris, tetapi bersangkutan kabur dari lokasi asimilasi," katanya.

Baca juga: Enam napi korupsi di Lapas Selong Lombok Timur dapat remisi lebaran

Menurut Kalapas, sejak mendapat laporan dari pihak kepolisian terkait penemuan korban tersebut, pihaknya langsung menuju RSUD dr Soejono Selong untuk memastikan informasi yang didapat.

"Dan ternyata korban merupakan warga binaan Lapas yang sedang jalani program asimilasi, namun korban melarikan diri dari lokasi asimilasi," katanya.

Lebih lanjut Sihabudin mengatakan program perbantuan panen merupakan wujud pemberdayaan warga binaan sekaligus kontribusi Lapas Selong dalam membantu petani setempat.

"Seharusnya korban bertugas hingga 30 April bersama 10 rekan warga binaan lainnya, bergabung dengan 14 orang yang sudah lebih dulu berada di lokasi," katanya.

Baca juga: Jaga ketertiban, Warga binaan Lapas Selong Lombok Timur dites urin

Baca juga: Sebanyak 308 napi Lapas Selong Lombok Timur diusulkan dapat remisi lebaran