Sawit Watch: gagasan kedua capres jauh dari upaya perbaikan tata kelola sawit

id Sawit Watch,Debat presiden

Sawit Watch: gagasan kedua capres jauh dari upaya perbaikan tata kelola sawit

Dok Sawit Watch

Tampaknya kedua calon masih belum berani mengambil langkah-langkah konkret yang progresif sebagai upaya perbaikan tata kelola perkebunan sawit di Indonesia.
Mataram (Antaranews NTB) - Sawit Watch menilai penyampaian gagasan kedua calon presiden di sektor sawit masih sangat jauh dari upaya penyelesaian persoalan-persoalan di perkebunan sawit.
    
Tampaknya kedua calon masih belum berani mengambil langkah-langkah konkret yang progresif sebagai upaya perbaikan tata kelola perkebunan sawit di Indonesia.

Inda Fatinaware, Direktur Eksekutif Sawit Watch melalui siaran persnya yang diterima Antaranews NTB menyatakan dalam debat berkembang wacana peningkatan program B20 menjadi B100.

“Jika program ini benar terealisasi, maka akan berdampak pada peningkatan kebutuhan produksi biodiesel sebagi bahan baku untuk memenuhi program tersebut,” katanya.

Di satu sisi, ini merupakan hal yang baik untuk meningkatkan penyerapan CPO dalam negeri dan sebagai salah satu langkah dalam mengurangi ketergantungan ekspor CPO. “Namun di sisi lain, jangan sampai target pemerintah dalam memenuhi program B100 akan berdampak pada ekspansi perkebunan sawit yang semakin luas,” tambah Inda.

“Karena seperti yang kita ketahui bersama, bahwa produksi CPO Indonesia saat ini masih sangat rendah. Data Sawit Watch menunjukkan bahwa luas perkebunan sawit Indonesia saat ini telah mencapai 22,2 juta hektare. Namun produksi CPO hanya 3-4 ton/hektare/tahun, padahal skala penelitian bisa mencapai 7-8 ton hektare/tahun.

Jika ini tidak diawasi bisa saja ekspansi perkebunan sawit semakin massive untuk memenuhi kebutuhan biodiesel. Seharusnya pemerintah lebih fokus dalam mengoptimalkan kebun-kebun  yang sudah ada serta memberdayakan petani agar produksinya lebih meningkat, tegas Inda.

“Selain itu, kedua pasangan calon juga tidak sama sekali berbicara mengenai perbaikan kondisi buruh perkebunan sawit. Karena  temuan kami sekitar 3 juta buruh yang bekerja tanpa perikatan kerja yang jelas serta status yang tidak permanen,” jelas Inda.