Dispar diminta optimalkan potensi wisata Mataram

id Dispar Mataram

Dispar diminta optimalkan potensi wisata Mataram

Ketua KONI Kota Mataram yang juga menjabat Wakil Wali Kota Mataram, H Mohan Roliskana. (1) (1/)

Mataram (Antaranews NTB) - Dinas Pariwisata Kota Mataram, Nusa Tenggara Barat, diminta untuk mengoptimalkan potensi pariwisata di kota itu untuk mendongkrak tingkat kunjungan wisatawan pascagempa bumi.

Wakil Wali Kota Mataram H Mohan Roliskana di Mataram, Jumat, mengatakan, Mataram memiliki tiga potensi wisata yang perlu diperhatikan yakni wisata alam, buatan, dan religi.

"Khusus untuk pariwisata religi, saya rasa tidak terlalu berat yang penting ada penataan dan kebersihan dijaga agar pengunjung lebih nyaman," katanya kepada sejumlah wartawan.

Ia mengatakan, kondisi pariwisata religi di Mataram seperti di Makam Loang Baloq, Makam Bintaro, dan Taman Mayura, infrastrukturnya sudah bagus, namun kurang terurus.

"Untuk itu, saya berharap Kepala Dinas Pariwisata yang baru dilantik awal Januari 2019, bisa secara optimal melakukan pengelolaan terhadap potensi pariwisata yang ada di kota ini," katanya.

Mohan mengakui, penataan untuk wisata religi memang memberikan dampak pada wisata domestik akan tetapi hal itu bisa menjadi promosi pariwisata lokal potensial yang disampaikan kepada masyarakat luas dari mulut ke mulut sehingga bisa sampai ke luar daerah.

Di sisi lain, Wakil Wali Kota menilai selama ini promosi pariwisata Mataram masih bergantung pada promosi yang dilakukan Dinas Pariwisata Provinsi NTB. "Sedangkan yang dilakukan Dinas Pariwisata secara khsusus belum ada," ujarnya.

Oleh karena itu, dengan semangat Kepala Dinas yang baru diharapkan tahun ini, promosi pariwisata khusus Kota Mataram bisa dilakukan sebagai salah satu upaya pemulihan pariwisata Mataram pascagempa bumi.

Mohan menambahkan, wisata religi terutama di Makam Loang Baloq dan Bintaro setiap akhir pekan ramai dikujungi warga baik dari luar kota maupun dalam kota.

Puncak kunjungan peziarah ke makam yang dikeramatkan warga tersebut terjadi pada saat "Lebaran Topat", atau lebaran yang dirayakan warga Pulau Lombok seminggu setelah Idul Fitri.

Selain itu, puncak kunjungan peziarah juga terjadi saat musim haji, di mana jamaah calon haji sebelum berangkat melakukan tradisi ziarah makam.