Pemkot Mataram mulai revitalisasi Pantai Ampenan

id Pantai Ampenan

Pemkot Mataram mulai revitalisasi Pantai Ampenan

Sejumlah kapal nelayan bersandar di tepi muara sungai Jangkuk kawasan Ampenan, Kota Mataram, NTB, Selasa (29/1/2019). Cuaca ekstrem yang terjadi dalam sepekan terakhir ini mengakibatkan banyak nelayan khususnya di wilayah Ampenan, Kota Mataram, NTB, memilih bertahan untuk tidak melaut. Berdasarkan hasil analisis dinamika atmosfer BMKG mengimbau masyarakat agar tetap waspada dan berhati-hatiĀ terhadap dampak yang dapat ditimbulkan dari curah hujan tinggi dan angin kencang yang akan terjadi pada akhir Januari 2019 ini dan khusus bagi masyarakat nelayan dan pesisir pantai di Selat Lombok, dan Selat Alas, untuk mewaspadai potensi gelombang tinggi yang perkiraannya mencapai empat meter lebih. (Foto Antaranews NTB/Dhimas BP) (Foto Antaranews NTB/Dhimas BP/)

Mataram (Antaranews NTB) - Pemerintah Kota Mataram, Nusa Tenggara Barat, mulai merevitalisasi Pantai Ampenan yang menjadi salah satu bagian dari sejarah kawasan Kota Tua Ampenan.

"Tim revitalisasi Pantai Ampenan sudah mulai bekerja, sesuai dengan desain perencanaan yang ada dan tahun ini kita targetkan kegiatan revitalisasi bisa tuntas," kata Wakil Wali Kota Mataram H Mohan Roliskana di Mataram, Jumat.

Ia mengatakan, kegiatan revitalisasi Pantai Ampenan tahun ini mendapatkan dukungan dana dari Pemerintah Provinsi NTB sebesar Rp2,8 miliar khusus untuk penataan kawasan pantai.

Penataan kawasan pantai yang dimaksudkan itu adalah penataan zona pedagang kaki lima (PKL) dan ruang publik di bekas Pelabuhan Ampenan.

Khusus untuk zona PKL, katanya, telah dilakukan sedikit perubahan menyesuaikan dengan ketersedian ruang yang ada sehingga sarana pendukung tidak terlalu masif.

"Zona PKL yang ada saat ini akan kita perluas sedikit, agar semua PKL bisa terakomodasi dan tidak ada lagi PKL yang berjualan di luar zona," katanya.

Hal tersebut telah disosialisasikan kepada para PKL, dan PKL juga diingatkan agar tidak ada tambahan pedagang lagi. Apalagi, berjualan di luar lapak yang disediakan.

Menurut dia, revisi penataan kawasan Pantai Ampenan tersebut dilakukan karena melihat populasi kunjungan masyarakat ke Pantai Ampenan yang cukup tinggi sementara kondisi pedagang cukup padat.

"Dengan revisi itu, kami harapkan bisa memberikan kenyamaan bagi pada pedagang, terutama pengunjung agar bisa menikmati objek wisata dengan lebih nyaman," ujarnya.

Di sisi lain, Mohan menyinggung tentang kegiatan revitalisasi Kota Tua Ampenan secara menyeluruh di luar Pantai Ampenan, di mana untuk kegiatan revitalisasi di luar pantai bekas Pelabuhan Ampenan itu dilakukan menggunakan dana dari Bank Dunia sebesar Rp8 miliar.

Kegiatan revitalisasi dengan menggunakan dana Bank Dunia juga sudah mulai berjalan, namun kegiatan difokuskan untuk penataan Kota Tua Ampenan termasuk bangunan-bangunan bersejarah yang rusak akibat gempa bumi.

"Untuk perbaikan bangunan bersejarah, kami sudah ada catatan dan acuan dari Jaringan Kota Tua Indonesia bagaimana dan seperti apa bangunan tersebut harus dikembalikan," katanya.

Dikatakan, untuk melaksanakan kegiatan penataan kawasan Kota Tua tersebut, pemerintah kota sudah tidak ada masalah dengan para pemilik rumah, bahkan pemilik rumah senang karena bangunan mereka akan diperbaiki pemerintah.