Mataram (ANTARA) - Balai Bahasa Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) menyiapkan program revitalisasi bahasa daerah melalui orang tua dengan menggandeng Komite Sekolah di daerah ini.
"Pendekatan orang tua melalui Komite Sekolah menjadi bagian penting dalam upaya revitalisasi bahasa daerah," kata Kepala Balai Bahasa NTB Dwi Pratiwi di Mataram, Rabu.
Di NTB terdapat tiga bahasa daerah yang harus dilestarikan yakni Bahasa Sasak, Samawa, dan Mbojo.
Kerja sama dengan Komite Sekolah, katanya, dilakukan karena ketika berkunjung ke salah satu sekolah di Kota Bima, dari sekitar 200 siswa yang ada hanya sekitar 10 orang siswa yang masih aktif menggunakan bahasa daerah saat berada di rumah.
Baca juga: Balai Bahasa gelar bimtek kepada ratusan guru master di NTB
Kondisi itu, lanjut dia, harus menjadi atensi pemerintah daerah dalam upaya revitalisasi bahasa daerah untuk melestarikan dan menghidupkan kembali bahasa daerah yang terancam punah.
"Selain Komite Sekolah, kami juga akan menggandeng komunitas, menggelar lomba-lomba bahasa daerah, dan lainnya sebagai bagian imbas revitalisasi," katanya.
Sebagai upaya revitalisasi bahasa daerah, Balai Bahasa NTB juga sudah menerbitkan kamus yang diserahkan ke Gubernur NTB, tapi jumlahnya sangat terbatas.
"Untuk menjaga agar bahasa daerah tidak punah, harapan kami ada dukungan pemerintah untuk memperbanyak kamus tersebut," katanya.
Baca juga: Lestarikan bahasa daerah, Wali Kota Bima terima penghargaan
Ia mengatakan sekolah menjadi sasaran utama pelaksanaan tugas guru master dalam revitalisasi bahasa daerah, karena sekolah merupakan wadah edukasi anak sejak dini yang strategis, baik untuk memberikan bimbingan bahasa daerah, praktik, menulis aksara, mendongeng, dan menyampaikan tembang dalam bahasa daerah.
Akan tetapi, lanjut dia, dengan keterbatasan waktu di sekolah maka peran orang tua menjadi penting untuk melanjutkan edukasi revitalisasi bahasa daerah pada tingkat keluarga dan lingkungan.
"Karena itulah melalui kerja sama dengan Komite Sekolah, kami akan memberikan edukasi dan memantapkan komitmen orang tua mendukung program revitalisasi bahasa daerah," katanya.
Baca juga: Balai Bahas Papua inginkan kemah cerpen
Baca juga: Revitalisasi bahasa daerah memiliki prinsip dinamis