Tajuk ANTARA NTB - Garasi jadi paripurna, Aspirasi jangan terbakar lagi

id Tajuk ANTARA NTB,Garasi jadi paripurna,Aspirasi jangan terbakar lagi,DPRD NTB,garasi Oleh Abdul Hakim

Tajuk ANTARA NTB - Garasi jadi paripurna, Aspirasi jangan terbakar lagi

Sejumlah petugas berada di gedung DPRD NTB pascaterbakar di Mataram, NTB, Senin (1/9/2025). Ketua DPRD NTB Baiq Isvie Rupaeda mengungkapkan rencananya untuk membangun tenda darurat untuk berkegiatan dan bekerja sekretariat dan anggota DPRD di halaman DPRD NTB pascadua gedung dewan terbakar saat unjuk rasa Sabtu (30/8/2025).ANTARA FOTO/Ahmad Subaidi/YU (ANTARA FOTO/AHMAD SUBAIDI)

Mataram (ANTARA) - Garasi kendaraan yang biasanya hanya berfungsi sebagai tempat parkir kini berubah peran: menjadi ruang rapat komisi DPRD NTB. Pemandangan ini terasa janggal sekaligus menyentuh. Janggal karena seharusnya wakil rakyat bekerja di ruang yang representatif, menyentuh karena dari keterbatasan inilah muncul pesan bahwa kerja-kerja politik tidak boleh berhenti meski gedung parlemen dilalap api.

Kebakaran gedung DPRD akhir Agustus lalu bukan sekadar tragedi fisik, tetapi juga simbol retaknya komunikasi antara rakyat dan wakilnya. Massa yang meluapkan amarah dengan cara anarkis jelas salah, tetapi DPRD pun perlu bercermin: apakah ruang dialog terlalu sempit, sehingga aspirasi lebih mudah meledak di jalan ketimbang tersampaikan di meja musyawarah?

Menggunakan garasi sebagai ruang rapat sesungguhnya bisa dibaca dua arah. Pertama, ini tanda kegigihan wakil rakyat untuk tetap menjalankan fungsi meski dalam kondisi darurat. Kedua, ini juga sinyal bahwa infrastruktur politik kita begitu rapuh hingga pelayanan publik harus bertahan di ruang sempit dan seadanya.

Namun, yang lebih penting dari sekadar tempat adalah bagaimana anggota dewan menjadikan momentum ini untuk membangun kembali kepercayaan publik. Rakyat tentu tidak peduli apakah rapat digelar di ruang paripurna, musholla, atau garasi. Yang rakyat butuhkan adalah keputusan yang adil, kebijakan yang berpihak, dan wakil yang tanggap.

Garasi memang bukan ruang ideal, tetapi bisa menjadi simbol sederhana: tempat rakyat menitipkan harapan, asal aspirasi benar-benar diolah dengan hati dan nurani. Sebaliknya, jika hanya jadi panggung darurat tanpa perubahan sikap, garasi ini tidak akan lebih dari sekadar ruang parkir yang dipaksa menjadi ruang demokrasi.

Kini saatnya anggota dewan membuktikan bahwa mereka tidak sekadar hadir di ruang darurat, tetapi benar-benar bekerja untuk rakyat dalam situasi darurat.

Baca juga: Tajuk: MotoGP Mandalika 2025: Saatnya NTB berbenah di luar lintasan
Baca juga: Tajuk: Tambang NTB, Saatnya berhenti main mata
Baca juga: Tajuk ANTARA NTB: Dana pokir, integritas dewan dan pelajaran dari gedung yang terbakar
Baca juga: Tajuk ANTARA NTB: Temu Bisnis 2025, NTB mantapkan diri jadi rumah investasi
Baca juga: Tajuk ANTARA NTB: Spirit Maulid di tengah bara sosial
Baca juga: Tajuk ANTARA NTB: Gudang penyimpan, harapan baru untuk petani bawang merah NTB
Baca juga: Tajuk: NTB, Wajah Ramah Indonesia untuk wisata dunia
Baca juga: Tajuk ANTARA NTB: Merawat bangsa dengan damai, Mencari solusi bersama
Baca juga: Tajuk ANTARA NTB: Membaca makna dibalik api DPRD NTB



COPYRIGHT © ANTARA 2025

Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.