Pemkot "kejar" anggaran pembangunan Pasar Kebon Roek

id Pasar Kebon Roek

Pemkot "kejar" anggaran pembangunan Pasar Kebon Roek

HARGA CABE MAHAL Seorang pedagang cabe membersihkan cabe dari tangkainya di pasar Kebon Roek, Ampenan, Mataram, NTB, Minggu (9/1).Harga cabe rawit dipasar tersebut mengalami kenaikan dari Rp. 125 ribu/kg menjadi Rp.150 ribu/kg yang terjadi sejak sepekan lalu dan menurut keterangan para pedagang kenaikan tersebut terjadi akibat terbatasnya pasokan dari petani yang hasil panennya berkurang akibat curah hujan yang masih tinggi.Foto:Ahmad Subaidi/ ANTARAMataram.com/11

Mataram (ANTARA) - Pemerintah Kota Mataram, Nusa Tenggara Barat, terus "mengejar" usulan anggaran sebesar Rp75 miliar untuk pembangunan Pasar Kebon Roek yang akan direlokasi ke kawasan Kebon Talo, Kelurahan Bintaro.

"Rencana pemindahan Pasar Kebon Roek ke Kebon Talo sudah cukup lama, dan anggaran pembangunanya telah diajukan sebesar Rp75 miliar, namun hingga kini belum ada tindaklanjut," kata Kepala Dinas Perdagangan Kota Mataram H Amran M Amin di Mataram, Rabu.

Menurutnya, usulan anggaran sebesar Rp75 miliar tersebut telah dilakukan oleh pejabat sebelumnya dan realisasi dijanjikan tahun ini, tetapi ternyata belum ada kabar.

Oleh karena itu, pemerintah kota terus berusaha mencari tahu apakah usulan anggaran untuk pembangunan Pasar Kebon Roek tersebut dapat disetujui atau tidak.

"Setidaknya kita ingin punya gambaran, kalau tidak tahun ini, usulan kita bisa diakomodasi tahun depan karena kita sudah menyiapkan lahan," katanya.

Rencana pemindahan Pasar Kebon Roek salah satunya dimaksudkan untuk mengurai kemacetan lalu lintas pada jalur yang menjadi jalur utama menuju objek wisata Internasional Senggigi.

Setiap hari jalan utama di depan Pasar Kebon Roek terjadi kemacetan lalulintas. Hal itu terjadi karena angkutan umum bahkan angkutan tradisional "cidomo" serta kendaraan pribadi melintas serta parkir dibahu dan badan jalan terutama diwaktu pagi, akibatnya kemacetanpun tidak bisa terhindarkan.

Di samping itu, relokasi Pasar Kebon Roek dilakukan karena Pasar Kebon Roek dengan bentuk fisik lantai dua hingga saat ini belum optimal dimanfaatkan khususnya untuk lantai atas.

Para pedagang lebih senang berjualan di luar gedung dengan memanfaatkan lahan parkir, meskipun telah berulang kali ditertibkan. Kondisi inilah yang juga memicu terjadinya kemacetan lalu lintas akibat bahu dan bahan jalan digunakan untuk parkir.

"Oleh karena itu dalam perencanaanya, Pasar Kebon Roek akan dibangun satu lantai dilengkapi dengan fasilitas pengelolan sampah terpadu sehingga sampah pasar bisa langsung diolah menjadi kompos," katanya.