MASYARAKAT LOMBOK BANJIRI OBYEK-OBYEK WISATA

id

          Mataram, 27/9 (ANTARA) - Masyarakat Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTB), membanjiri hampir seluruh obyek wisata di daerah ini pada Lebaran Ketupat (Lebaran Topat), Minggu.

         ANTARA di Mataram, melaporkan, obyek wisata yang dibanjiri masyarakat diantaranya pantai Senggigi, Lombok Barat, pantai Ampenan, Skit, Sire, dan Gili (pulau kecil) seperti Gili Meno, Gili Terawangan maupun Gili Air serta Taman Narmada dan Suranadi.

        Selain mendatangi obyek wisata untuk bersantai, sebagian masyarakat mengunjungi makam yang dikeramatkan seperti makam Batulayar, Loang Balok, Bintaro dan makam Selaparang untuk berziarah sekaligus membayar nazar.

        Lebaran Ketupat dirayakan seminggu setelah Hari Raya Idul Fitri dan ini menjadi tradisi masyarakat Lombok sejak dulu, sehingga Dinas Kebudayaan dan Pariwisata NTB menjadikannya sebagai salah satu kalender wisata.

        Sementara itu, perayaan Lebaran Topat yang dilakukan ribuan masyarakat di berbagai lokasi berjalan lancar, aman dan tertib. Ratusan anggota polisi dikerahkan untuk mengamankan kergiatan tersebut.

        Di Gili Air puluhan wisatawan asing tampak membaur dengan masyarakat.Bahkan, salah serong wisatwan asing dari Prancis sempat mencicipi makanan khas Lombok seperti bantal, jajan yang terbuat dari ketan dan ketupat berserta lauk pauknya.

        Kadis Kebudayaan dan Priwisata NTB, Drs. H. Lalu Gita Aryadi, membenarkan bahwa ribuan masyarakat sejak pagi berbondong-bodong membanjiri obyek-obyek wisata untuk merayakan Lebaran Ketupat .

         Obyek wisata yang dibanjiri masyaraat diantaranya makam Batulayar. Makam Batulayar terletak di kawasan obyek wisata Senggigi, Kabupaten Lombok Barat. Pada saat Lebaran obyek wisata itu selalu dibanjiri peziarah.

         Masyarakat yang datang ke makam Batulayar tidak hanya berasal dari Lombok Timur, tapi juga Lombok Tengah, Lombok Barat dan Kota Mataram. Mereka datang menggunakan berbagai jenis kendaraan termasuk kendaraan khas tradisional Lombok yakni Cidomo.

         Selain itu, ada pula masyarakat yang berjalan kaki sambil membawa anak-anaknya dan memikul makanan terutama ketupat untuk disantap selesai berdoa di komplek makam Batu layar. (*)