Anak tukang sapu jalan diterima di kedokteran UI melalui jalur Seleksi

id kampus UI Depok

Anak  tukang sapu jalan  diterima di kedokteran UI melalui jalur Seleksi

Syahrul Ramadhan (18) di kampus UI Depok. (Megapolitan.antaranews.com/Foto: Humas UI)

Mataram (ANTARA) - Syahrul Ramadhan (18), yang orang tuanya berprofesi tukang las dan penyapu jalan, berhasil diterima di Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI) melalui jalur Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN) yang bersaing dengan ribuan calon lainnya.

"Saya sudah bercita-cita menjadi dokter dan ingin menempuh pendidikan di UI. Sejak itu, saya konsisten menjaga nilai agar dapat tembus UI melalui jalur prestasi rapor," kata Syahrul di kampus UI di Depok, Jawa Barat, Rabu.

Syahrul yang berasal dari sekolah SMA Negeri 2 Bangko, Rokan Hilir, Riau, mengaku tekun dalam belajar yang menjadi kunci keberhasilannya tembus FKUI yang merupakan salah satu fakultas favorit di Indonesia.

Pada Senin (22/4), Syahrul melakukan verifikasi rapor di Kantor Penerimaan Mahasiswa Baru UI kampus Depok serta dilanjutkan dengan proses daftar ulang yang akan dilakukan pada Kamis (25/4) di Balairung UI.

Arul, demikian ia kerap disapa, mengaku sangat bahagia dan bangga saat mengetahui dirinya diterima di FKUI, namun di lain sisi, Arul dan orang tuanya khawatir akan biaya.

Tidak hanya biaya perkuliahan, melainkan juga biaya transportasi dan akomodasi semasa pendaftaran ulang sebelum kuliah pun terasa sangat berat.

"Namun ketika sudah diterima, saya kembali ragu mengingat biaya yang dikeluarkan tentunya tidak sedikit. Alhamdullilah, pihak UI khususnya Iluni FKUI dan Dekan FKUI memberikan dukungan dana sehingga keraguan saya seketika sirna," ujarnya.

Arul juga berhasil lulus Bidikmisi dan tak hanya itu, pihak UI juga memberikan kemudahan verifikasi rapor dan daftar ulang yang dilakukan pada minggu yang sama sehingga dirinya tidak perlu keluar uang transportasi Pekanbaru-Jakarta dua kali lebih banyak.

"Kemudahan-kemudahan yang saya peroleh membuat saya semakin yakin bahwa saya dapat menyelesaikan studi saya di UI tanpa terkendala biaya," katanya.

Syahrul merupakan anak bungsu dari tiga bersaudara pasangan Azman dan Neni Marlina. Sang Ayah bekerja sebagai tukang las dengan penghasilan tidak tetap atau tergantung pesanan las, sedangkan ibunya bekerja sebagai penyapu jalan.

Tidak hanya Arul yang menjadi tanggungan Azman dengan Neni Marlina, melainkan kedua kakaknya pun tengah menempuh kuliah di perguruan tinggi di Riau. Semasa sekolah, Arul mengaku selalu meraih juara umum dengan rata-rata nilai di atas 90. Maka dari itu Arul memberanikan diri untuk mengambil  jurusan kedokteran di UI.

Arul berharap kelak dapat mengangkat derajat orang tuanya serta bisa mengabdi kepada ke daerah di Rokan Hilir. "Saya melihat daerah saya membutuhkan dokter spesialis jantung dan spesialis kandungan. Semoga saya bisa menempuh pendidikan dokter hingga spesialis dan dapat memberikan manfaat bagi kota kelahiran saya,” katanya. (*)