Pengawasan pedagang daging beku di Mataram ditingkatkan

id daging,beku,mataram

Pengawasan pedagang daging beku di Mataram ditingkatkan

ilustrasi daging impor

Mataram (ANTARA) - Dinas Pedagangan Kota Mataram, Nusa Tenggara Barat, mulai meningkatkan pengawasan terhadap pedagang daging beku di pasar tradisional sebagai upaya menjamin kualitas daging yang dibeli masyarakat.

"Pengawasan kami lakukan melalui kepala pasar dengan memberikan sosialisasi tentang tata cara menjual daging beku agar tetap higienis dan tidak dicampur dengan daging lokal," kata Kepala Dinas Perdagangan (Disdag) Kota Mataram H Amran M Amin di Mataram, Selasa.

Peningkatan pengawasan terhadap pedagang daging beku di pasar tradisional tersebut sebagai tindak lanjut dari temuan adanya pedagang daging beku yang menjual daging impor dalam bentuk yang tidak beku lagi.

Alasannya, pembeli enggan membeli daging yang masih beku dan pembeli tidak semua membeli dalam jumlah banyak, sehingga untuk menyesuaikan potongan daging yang dibeli masyarakat, pedagang mencairkan daging beku baru dipotong sesuai keinginan pembeli.

Amran mengatakan, setelah ada temuan tersebut di Pasar Kebon Roek Senin (29/4), upaya pengawasan dan sosialisasi terhadap pedagang daging beku akan diperketat.

Selain pengawasan dilakukan melalui kepala pasar, juga akan dilakukan dengan membuat spanduk tentang daging beku sesuai dengan aturan, agar baik penjual maupun pembeli tahu kualitas daging beku yang bagus adalah yang masih beku.

"Kalau cair, tidak higienis lagi sebab sudah terkontaminasi. Spanduk itu akan kami sebar ke semua pasar di kota ini," katanya.

Selain itu, pihaknya juga akan berkoordinasi dengan distributor daging impor agar bisa mengemas daging dari mulai berat terendah hingga tertinggi sehingga masyarakat dapat membeli daging beku sesuai kemampuan.

"Jadi pedagang tidak diberikan daging beku secara gelondongan, namun sudah dipotong-potong dan kemas sesuai ukuran yang telah disesuaikan," katanya.

Terkait dengan kebutuhan "cool box" untuk para pedagang daging beku, Amran mengatakan, akan dikoordinasikan dengan Dinas Perdagangan Provinsi NTB, karena hal ini menjadi tanggung jawab bersama.

"Jadi selama diperjualbelikan di pasar tradisional daging beku tetap berada dalam 'cool box' agar higienitasnya tetap terjaga," katanya.

Amran mengatakan, usulan mengumpulkan pedagang daging beku untuk diberikan sosialisasi khusus sangat kecil kemungkinan, sebab pedagang sulit membagi waktu.

"Kalau kami kumpulkan, mereka setiap hari harus berada di pasar. Berbicara hari untuk dikumpulkan mengikuti sosialisasi, mereka bisa kehilangan uang," katanya.