LANAL MATARAM TINGKATKAN PENGAWASAN PERGERAKAN IMIGRAN TIMTENG

id

          Mataram, 5/10 (ANTARA) - Satuan TNI di Pangkalan Angkatan Laut (Lanal) Mataram berniat untuk meningkatkan pengawasan guna mencegah adanya imigran asal Timur Tengah (Timteng) yang menjadikan perairan Nusa Tenggara Barat (NTB) sebagai daerah transit menuju Australia.

         "Pengawasan sempat kendor saat lebaran dan kini ditingkatkan lagi dengan patroli rutin di berbagai lokasi strategis," kata Komandan Lanal (Danlanal) Mataram, Kolonel Laut Nanang Eko Ismurdianto, usai memimpin upacara peringatan HUT ke-64 TNI di Mataram, Senin.

         Ia mengatakan, September lalu pihaknya mengerahkan dua kapal TNI AL yang dimiliki Lanal Mataram untuk memantau perairan NTB dan berhasil menggagalkan aksi penyusupan 70 orang imigran Afganistan yang hendak ke menyeberang ke Australia melalui jalur laut.

         Sebanyak 70 orang imigran Afganistan itu ditangkap TNI AL di perairan NTB sekitar dua mil sebelah utara Pulau Patakan, Kabupaten Lombok Timur, pada Kamis (10/9) malam dan Jumat (11/9) malam.

         Kapal patroli TNI AL memergoki sebuah kapal kayu berbobot 15 GT yang diduga merupakan kapal sewaan untuk menyeberangkan para imigran Afganistan ke kapal besar yang diparkir di laut lepas untuk selanjutnya menuju Australia.       

    Kapal pengangkut puluhan imigran Afganistan itu ditangkap di perairan NTB sekitar dua mil sebelah utara Pulau Patakan, Kabupaten Lombok Timur.

         Sebanyak 56 orang ditangkap dalam aksi pertama dan 14 orang imigran Afganistan lainnya baru ditangkap keesokan harinya karena sempat melarikan diri ke pulau-pulau kecil di sekitar perairan Lombok Timur itu.

         Namun, setelah 70 orang imigran Afganistan itu diserahkan kepada pihak Kantor Imigrasi (Kanim) Mataram, para imigran itu kabur secara bertahap hingga tersisa satu orang saja.

         Menurut Kolonel Laut Nanang, upaya pengejaran terhadap 69 orang imigran Afganistan yang kabur itu merupakan tugas aparat keimigrasian dan pihak kepolisian.

         "Kami (TNI AL) mengawasi di perairan, polisi yang harusnya mengejar mereka karena sudah ada di darat," ujarnya.

         Nanang mengakui, ada kemungkinan puluhan imigran Afganistan itu kembali memanfaatkan perairan NTB sebagai daerah transit ke Benua Australia, sehingga pihaknya tengah memperketat pengawasan.

         Peningkatan pengawasan perairan NTB melalui patroli rutin yang frekuensinya semakin ditingkatkan itu dianggap penting karena selama ini perairan NTB dijadikan daerah transit imigran ilegal yang hendak ke Australia.

         "Kita tingkatkan pengawasan, kalau 69 orang imigran Afganistan itu muncul lagi tentu kami tangkap dan serahkan kepada pihak keimigrasian," ujarnya.(*)