Pemkot dorong pengusaha keluarkan stok untuk tekan inflasi

id inflasi,mataram,BPS

Pemkot dorong pengusaha keluarkan stok untuk tekan inflasi

Kepala BPS Kota Mataram Isa Ansori. (foto:ANTARA News/Nirkomala)

Mataram (ANTARA) - Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Mataram, Nusa Tenggara Barat, menyarankan pemerintah kota setempat mendorong para pengusaha dan distriburor mengeluarkan stok bahan pokok dan kebutuhan masyarakat lainnya untuk menekan inflasi bulan Mei 2019.

"Jangan sampai ada kelangkaan karena permintaan masyarakat di bulan puasa dan lebaran semakin tinggi," kata Kepala BPS Kota Mataram Isa Ansori di Mataram, Rabu.

Isa yang ditemui di sela kegiatan rapat koordinasi Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) Kota Mataram, mengatakan, kelangkaan kebutuhan masyarakat ketika permintaan tinggi dapat memicu kenaikan inflasi.

Selain itu, untuk menekan inflasi pemerintah kota juga diharapkan aktif melakukan inspeksi mendadak (sidak) ke pasar-pasar untuk melihat kondisi harga dan ketersediaan stok kebutuhan pokok sekaligus sebagai upaya memberikan perhatian terhadap kebutuhan masyarakat.

"Melalui upaya-upaya itu, kami berharap inflasi bulan Mei 2019 bisa stabil. Kalau pun naik, kenaikan masih dalam batas wajar," katanya.

Isa menyebutkan, pada April 2019, Kota Mataram mengalami inflasi sebesar 0,33 persen, dengan jenis kebutuhan pokok yang menyumbang andil inflasi terbesar adalah bahan makanan yakni sebesar 0,97 persen.

Kemudian, transportasi, komunikasi dan jasa sebesar 0,30 persen, selanjutnya kesehatan 0,20 persen, makanan jadi, minuman, rokok dan lainnya sebesar 0,08 persen.

"Transportasi menjadi penyumbang inflasi terbesar kedua karena adanya kenaikan harga tiket pesawat," ujarnya.

Menurutnya, apabila inflasi tidak bisa dikendalikan maka bisa berdampak buruk, antara lain, menguras daya beli masyarakat. Dimana, ketika pendapatan masyarakat tetap, harga tinggi maka daya beli jadi rendah.

Barang yang dibeli volumenya semakin sedikit. Misalnya, dengan pendapatan yang sama biasanya bisa beli beras 10 kilogram, setelah inflasi hanya mampu membeli 9 kilogram.

"Selain itu, inflasi yang terlalu tinggi bisa memincu terhadap angka kemiskinan," ," ujarnya.

Terkait dengan itu, pemerintah juga perlu memberikan imbauan kepada pengusaha, pedagang besar, dan tengkulak di pasar untuk menjaga harga, jangan sampai meningkat atau mencari keuntungan sebesar-besarnya.

"Kalau mencari untung wajar tidak masalah. Tapi kalau untungnya terlalu besar, kasian konsumen terutama masyarakat menengah ke bawah," katanya.