Presidium Emak-Emak Indonesia ajukan Lima Tuntutan Rakyat

id Emak-Emak Indonesia,Litura

Presidium Emak-Emak Indonesia ajukan Lima Tuntutan Rakyat

Titiek Soeharto, Bunda Neno dan Sejumlah emak memberikan bunga dukacita kepada keluarga Almarhum Raihan Fajri, warga Petamburan yg terkena tembakan saat kerusuhan dengan aparat pada 21 Mei di Petamburan V, Jakarta Pusat

Mataram (ANTARA) - Sejumlah emak-emak yang tergabung dalam Presidium Emak-emak Indonesia  (PEI) menyampaikan manifesto Lima Tuntutan Rakyat (Litura).

Manifesto dibacakan oleh Titiek Soeharto di Gedung Dewan Dakwah Kramat Raya, Jumat (24/5).

Hadir dalam manifesto itu Neno Warisman, Ibu Lin Agoes Soetomo, Ibu Titiek Soeharto, Ibu Agnes Marcelina (penulis, Ibu Sofi Amalia dan sejumlah emak-emak yang datang dari seluruh Indonesia anatar lain Makasar, Jawa Tengah, Jawa Timur, Jawa Barat, Batam, Papua dan provinsi lainnya.

Para emak-emak ini mengaku datang ke Jakarta dengan biaya sendiri dan meninggalkan anak serta suami untuk berjuang demi kedaulatan rakyat. Mereka bahkan ada yang sudah berada di Jakarta sejak tanggal 20 Mei dan ikut demo di Bawaslu.

"Alhamdulillah saya datang ke Jakarta dengan restu  suami dan anak. Kami ke sini untuk ikut berjuang merebut kedaulatan rakyat. Kami tak rela negara kami jatuh ke tangan asing. Kami tak rela suara kami dicurangi," kata Ibu Zubaedah yang datang dari Sorong (Papua) dan sempat ikut demo di Bawaslu.

Sementara Neno Warisman dalam pidatonya memberi semangat kepada emak-emak untuk tetap bersemangat. Menurutnya, perjuangan ini masih panjang, namun Insha Allah perjuangan ini tidak akan sia-sia dan akan memperoleh kemenangan.

"Allah akan selalu bersama dengan orang yang membela kebenaran. Kita disini membela kebenaran, menegakan keadilan dan menolak adanya kecurangan. Inshaa Allah kita akan menang," katanya.

Menurut dia, emak-emak menyadari dan merasakan telah terjadi berbagai kerusakan diberbagai sendi-sendi kehidupan akibat penyimpangan dalam penyelenggaraan negara dan penyimpan idiologi moral, politik, kebangkrutan dan kapitalis ekonomi serta pelanggaran HAM.

Mengenai pasangan Capres 02 Prabowo-Sandi yang akhirnya mengajukan kecurangan pilpres ke Mahkamah Konstitusi (MK) menurut Neno itu bukan berarti Prabowo menghianati para pendukungnya.

"Pak Prabowo tidak akan mengkhianati kita. Dia berupaya terus bagaimana Indonesia tegak berdiri di atas kedaulatan rakyat. Mengajukan gugatan Ke MK bukanlah berkhianat. Tapi karena hanya itu jalan yang secara konstitusional yang bisa ditempuh. Meski peluangnya tipis, tapi Insya Allah, Allah akan menolong kita," tegasnya.

Menurut Neno, emak-emak masih berharap MK sebagai wakil keadilan Allah masih layak dipercaya ssbagai institusi yang amanah dan mampu mencegah segala bentuk kecurangan, ketidakadilan dan kesewenang-wenangan dalam penyelenggaraan pemilu 2019.

Sementara Titiek Soeharto mengingatkan kembali sejarah perjuangan yang begitu gigih dari para pahlawan wanita sperti Cut Nyak Dien, Rasuna Said dan lainnya. Mereka berjuang untuk kemerdekaan. Mereka tidak takut terhadap penjajah.

"Kita tak ingin anak dan cucu kita diajari bohong, diajari curang dan sewenang-wenang. Kita akan mengajarkan kepada anak cucu kita bahwa kebohongan dan kecurangan harus dilawan," katanya.

Adapun Lima Tuntutan Rakyat (Litura) adalah, pertama, membatalkan keputusan KPU di Pemilu 2019. Karena KPU tidak dapat mempertanggungjawabkan 17,5 juta DPT hantu di Jawa, keamanan suara asli yang tersebar di luar tempat penyimpanan.

Selain itu kecurangan diberbagai proses dan tempat yang merugikan paslon 02 dan menguntungkan paslon 01 dengan modus-modus mulai dari menahan undangan, surat suara yang sah tercoblos, penghilangan dokumen di kotak suara seperti C1 serta kecurangan perhitungan.

Kedua, mendiskualifikasi paslon 01 karena telah melibatkan ASN dan Menteri serta kepala daerah.

Ketiga, bebaskan semua aktivis yang ditahan aparat  dan hentikan segala tindaklanjut laporan pada aktivis akibat memperjuangkan keadilan dan kecurangan pemilu 2019 dengan tuduhan makar.

Keempat, investigasi besarnya korban tewas dan dirawat akibat penyelenggaraan pemilu damai 17 April 2019 tapi paling mematikan didunia. Hentikan penganiayaan dan penghilangan nyawa rakyat pada aksi unjuk rasa  pascapemilu.

Kelima, kembalikan kedaulatan rakyat  atas pengelolaan kekayaan bumi, udara, air, tanah dan yang terkadang di dalam adalah hak Bangsa Indonesia bukan bangsa asing. Hapuskan undang-undang dan kebijakan pemerintah yang bertentangan dengan UUD 1945.