Mataram (ANTARA) - Jumlah produk-produk Huawei yang diekspor dan dikapalkan ke sejumlah negara di dunia berpeluang anjlok pada kuartal pertama 2019 dan ponsel pintar mereka terancam hilang dari pasar Internasional menyusul sanksi yang dijatuhkan Amerika Serikat, demikian analisis Fubon Research and Strategy Analytics.
"Huawei mungkin akan terhapus dari pasar ponsel pintar di Eropa barat pada 2020 jika produk mereka kehilangan akses ke Google," ujar Direktur Strategi Ponsel Pintar Nirkabel Strategy Analytics Linda Sui seperti dikutip Reuters pada Sabtu (24/5).
Fubon Research and Strategy Analytics memperkirakan pengapalan ponsel pintar Huawei, sebagai produsen terbesar kedua di dunia dari sisi angka penjualan, dapat turun pada empat persen dan 24 persen pada 2019 jika sanksi AS masih terus terjadi.
Linda Sui memperkirakan pengiriman perangkat Huawei akan turun hingga 23 persen pada 2020. Tapi, Linda meyakini perusahaan itu akan bertahan pada pasar domestik China yang tipis.
Fubon Research yang semula menaksir pengapalan produk Huawei dapat mencapai 258 juta ponsel pintar pada 2019 secara global memperbarui proyeksi mereka menjadi hanya 200 juta untuk skenario terburuk.
Huawei menguasai hampir 30 persen pasar ponsel pintar di Eropa menurut riset IDC. Perusahaan itu juga telah mengapalkan sebanyak 208 juta ponsel pintar pada 2018, termasuk separuh produk yang dipasarkan di luar China.
Huawei memandang Eropa sebagai pasar yang penting bagi mereka untuk produk-produk ponsel pintar premium.
Huawei mengklaim telah mengembangkan teknologi yang dibutuhkan mereka agar dapat bertahan pada beberapa tahun mendatang.
Namun, sejumlah pakar global tidak dapat menerima klaim itu dan mengatakan komponen kunci dan hak kekayaan intelektual yang dibutuhkan perangkat-perangkat Huawei tidak tersedia di pasar selain Amerika Serikat.
Analis Intralink yang bermarkas di Shanghai Stewart Randall mengatakan Huawei terancam akan memberhentikan ribuan pekerja dan "menghilang sebagai pemain global untuk sementara waktu."
Para pembeli potensial produk ponsel pintar itu diperkirakan akan beralih ke perangkat segmen atas dari Samsung Electronics ataupun Apple Inc. Sedangkan calon pembeli segmen menengah akan melirik pesaing sesama China yaitu OPPO dan Vivo.
"Huawei meninggalkan pangsa pasar besar di belakang mereka yang dapat diambil oleh para kompetitor, terutama Samsung yang akan menguatkan pasar mereka di regional seperti Eropa," kata peneliti pasar ponsel pintar global IDC Bryan Ma.
Baca juga: China mencela pernyataan Pompeo mengenai Huawei
Baca juga: Ren: Larangan AS tak berdampak pada produk 5G Huawei
Berita Terkait
Ini daftar ponsel yang meluncur selama pandemi COVID-19
Kamis, 7 Mei 2020 19:06
Kemarin Senin, nasib ponsel Huawei hingga wahana baru di Jakarta Fair
Selasa, 21 Mei 2019 8:13
Puluhan Warga Mataram Lakukan Aksi Gunduli Kepala
Jumat, 21 Agustus 2015 15:53
Haji- 60 Persen Calon Haji Mataram Risiko Tinggi
Rabu, 19 Agustus 2015 21:37
Bupati Sumbawa Barat Evaluasi Jelang Akhir Jabatan
Selasa, 11 Agustus 2015 7:40
Legislator Kecewa Anggaran Sosial Minim Dialokasikan Pemprov NTB
Rabu, 5 Agustus 2015 23:18
Anggaran pengamanan pilkada sumbawa barat rp1,5 miliar
Jumat, 31 Juli 2015 15:01
Paket "K2" Pertama Mendaftar Ke KPU KSB
Senin, 27 Juli 2015 11:14