Mataram (ANTARA) - Seorang pejabat senior Federal Reserve AS mengatakan pada Kamis (30/5/2019) bahwa risiko-risiko terhadap ekonomi Amerika Serikat termasuk data inflasi yang lebih lemah dari perkiraan dan tanda-tanda perlambatan global adalah faktor-faktor yang dipantau ketat oleh bank sentral dalam memutuskan kebijakan moneter masa depan.
"Kami selaras dengan risiko potensial terhadap prospek. Jika kami melihat risiko penurunan terhadap prospek, maka itu akan menjadi faktor yang dapat menyerukan kebijakan yang lebih akomodatif," kata Wakil Ketua Fed Richard Clarida pada sebuah acara yang diadakan oleh Economic Club of New York.
Dia mengatakan jika data yang masuk menunjukkan penurunan inflasi terus-menerus di bawah target 2,0 persen atau apakah itu untuk menunjukkan bahwa perkembangan ekonomi dan keuangan global menghadirkan risiko penurunan material terhadap perkiraan garis dasar bank sentral, mungkin ini saatnya bagi The Fed untuk membuat perubahan kebijakan moneter.
Indikator inflasi AS lebih lemah dari yang diharapkan pada kuartal pertama, di tengah perlambatan tajam dalam permintaan domestik, sebut Xinhua.
Indeks Harga Konsumen (IHK), ukuran inflasi, meningkat 0,3 persen pada April di Amerika Serikat berdasarkan penyesuaian musiman, kata Biro Statistik Tenaga Kerja AS pada 10 Mei. Itu terjadi setelah kenaikan 0,4 persen yang tercatat pada Maret .
Selama 12 bulan terakhir yang berakhir April, IHK naik 2,0 persen sebelum penyesuaian musiman, kenaikan 12 bulan terbesar sejak periode yang berakhir November 2018, menurut laporan itu.
Indeks harga pengeluaran konsumsi pribadi (PCE) tidak termasuk harga makanan dan energi, atau indeks harga PCE inti meningkat satu persen, Departemen Perdagangan mengatakan pada Kamis (30/5/2019). Indeks harga PCE inti adalah ukuran inflasi yang disukai The Fed.
Clarida mengatakan bahwa komite menilai pada pertemuan Mei bahwa sikap kebijakan saat ini tetap tepat, karena pejabat bank sentral memperkirakanb beberapa pelemahan inflasi baru-baru ini bersifat sementara.
Suku bunga acuan The Fed, yang membentuk dasar untuk sebagian besar tingkat konsumen, ditargetkan antara 2,25 persen hingga 2,5 persen.
Baca juga: Bank sentral AS abaikan kekhawatiran inflasi, suku bunga tak berubah
Berita Terkait
Puluhan Warga Mataram Lakukan Aksi Gunduli Kepala
Jumat, 21 Agustus 2015 15:53
Haji- 60 Persen Calon Haji Mataram Risiko Tinggi
Rabu, 19 Agustus 2015 21:37
Bupati Sumbawa Barat Evaluasi Jelang Akhir Jabatan
Selasa, 11 Agustus 2015 7:40
Legislator Kecewa Anggaran Sosial Minim Dialokasikan Pemprov NTB
Rabu, 5 Agustus 2015 23:18
Anggaran pengamanan pilkada sumbawa barat rp1,5 miliar
Jumat, 31 Juli 2015 15:01
Paket "K2" Pertama Mendaftar Ke KPU KSB
Senin, 27 Juli 2015 11:14
Paket "f1" didukung partai terbanyak dalam pilkada
Minggu, 5 Juli 2015 14:21
Ikan tuna NTB mengandung merkuri kadar rendah
Rabu, 10 Juni 2015 6:56