Mataram (ANTARA) - Saham-saham di Wall Street sedikit lebih rendah pada penutupan perdagangan Selasa (Rabu pagi WIB), menghapus kenaikan sebelumnya, karena para pelaku pasar mempertimbangkan sejumlah data ekonomi terbaru Amerika Serikat yang mengecewakan dan kekhawatiran perang dagang.
Indeks Dow Jones Industrial Average turun 14,17 poin atau 0,05 persen, menjadi berakhir di 26.048,51 poin. Indeks S&P 500 turun 1,01 poin atau 0,03 persen menjadi ditutup di 2.885,72 poin. Indeks Komposit Nasdaq berakhir 0,60 poin atau 0,01 persen lebih rendah menjadi 7.822,57 poin.
Indeks Dow mengakhiri kenaikan beruntun enam hari pada Selasa (11/6/2019), karena investor menahan diri setelah serangkaian kenaikan dan kekhawatiran baru muncul selama perang dagang Amerika Serikat (AS) dengan China.
Presiden AS Donald Trump mengatakan pada Selasa (11/6/2019) bahwa ia sedang menunda perjanjian perdagangan dengan China dan tidak tertarik untuk maju, kecuali Beijing menyetujui empat atau lima "poin utama" yang tidak ia sebutkan.
Secara terpisah, Trump mengatakan ia akan mengenakan tarif lebih banyak pada impor China jika tidak ada kemajuan dalam pembicaraan dengan Presiden China Xi Jinping di KTT Kelompok 20 (G20) akhir bulan ini.
Dari 11 sektor utama S&P 500, sektor industri dan utilitas tampak tertekan sementara sektor consumer discretionary dan jasa-jasa komunikasi berkinerja lebih baik.
Saham raksasa pabrikan pesawat AS, United Technologies Corporation, jatuh 3,96 persen pada penutupan, merupakan saham dengan kinerja terburuk dalam komponen Dow.
Sementara itu saham Caterpillar dan Cisco Systems naik 1,22 persen, memimpin kenaikan dalam indeks 30-saham utama.
Di sisi ekonomi, indeks harga produsen yang disesuaikan secara musiman untuk permintaan akhir naik tipis 0,1 persen pada Mei, Biro Statistik Tenaga Kerja AS melaporkan pada Selasa (11/6/2019). Harga permintaan akhir naik 0,2 persen pada April dan 0,6 persen pada Maret.
Optimisme usaha kecil AS naik 1,5 poin menjadi 105,0 pada Mei, Federasi Nasional Bisnis Independen mengatakan pada Selasa (11/6/2019). Para ekonom yang disurvei oleh Econoday memperkirakan angka 102,0. Demikian laporan yang dikutip dari Xinhua.
Berita Terkait
Puluhan Warga Mataram Lakukan Aksi Gunduli Kepala
Jumat, 21 Agustus 2015 15:53
Haji- 60 Persen Calon Haji Mataram Risiko Tinggi
Rabu, 19 Agustus 2015 21:37
Bupati Sumbawa Barat Evaluasi Jelang Akhir Jabatan
Selasa, 11 Agustus 2015 7:40
Legislator Kecewa Anggaran Sosial Minim Dialokasikan Pemprov NTB
Rabu, 5 Agustus 2015 23:18
Anggaran pengamanan pilkada sumbawa barat rp1,5 miliar
Jumat, 31 Juli 2015 15:01
Paket "K2" Pertama Mendaftar Ke KPU KSB
Senin, 27 Juli 2015 11:14
Paket "f1" didukung partai terbanyak dalam pilkada
Minggu, 5 Juli 2015 14:21
Ikan tuna NTB mengandung merkuri kadar rendah
Rabu, 10 Juni 2015 6:56