Perlunya kesadaran masyarakat terhadap bencana

id Rektor UNU NTB,Baiq Mulianah,Kesadaran,Mitigasi Bencana,Gempa NTB,Gempa Lombok

Perlunya kesadaran masyarakat terhadap bencana

Rektor Universitas Nahdatul Ulama (NU) Nusa Tenggara Barat (NTB) Baiq Mulianah. (ANTARA/Nur Imansyah).

Mataram (ANTARA) - Rektor Universitas Nahdatul Ulama Nusa Tenggara Barat, Baiq Mulianah mengatakan perlunya meningkatkan kesadaran mitigasi bencana kepada masyarakat terutama di daerah yang lokasinya rawan bencana.

"Kesadaran terhadap sebuah bencana penting dilakukan. Karena bencana tidak bisa dihindari, apalagi daerah kita NTB rawan sekali terhadap bencana, apakah itu gempa bumi, tsunami," ujarnya pada seminar manajemen kebencanaan yang menghadirkan nara sumber utama pakar geologi dan gempa bumi Ronald Albert Harris atau Ron Harris dari Brigham Young University, Amerika bertempat di Aula UNU NTB di Mataram, Kamis.

Ia menegaskan, meski bencana tak bisa dihindari, namun pemahaman dalam mitigasi bencana bisa membantu meminimalisir dampak bencana, terutama yang berkaitan dengan korban luka atau jiwa. Karena, sebagai daerah yang terletak digaris cincin api atau ring of fire, terbukti dengan rentetan gempa yang terjadi di NTB pada 2018.

Untuk itu, menurut Mulianah, yang perlu harus dilakukan dari sekarang bagaimana mempersiapkan masyarakat dan pemerintah yang tanggap dan memiliki terhadap manajemen kebencanaan yang baik.
 

"Menekan kebencanaan ini penting untuk bisa meminimalisir dpak yang ditimbulkan akibat suatu bencana. Misalnya proses evakuasi harus seperti apa, penyiapan jalur di daerah yang rawan bencana. Jadi semua itu harus sudah dimulai dipersiapkan standar operasional prosedur (SOP) sehingga lengkap," jelas Mulianah.

Sementara itu, pakar geologi dan kegempaan dari Universitas Brigham Young Univesity, Utah, Amerika Serikat, Prof Ron Harris mengatakan lempeng bumi di bagian selatan yang membentang mulai dari Nusa Tenggara Timur, NTB, Bali, Jawa, hingga Sumatra masih menyimpan potensi gempa bumi megatrush disertai tsunami.

"Tapi itu tidak bisa dipastikan kapan terjadi," terangnya.

Menurut dia, meski ada potensi gempa besar, namun berdasarkan data sejarah belum pernah lagi terjadi gempa besar di lempeng Indo-Australia, karena secara teknis pergerakan naik lempeng bumi mencapai 7 cm pertahun dan lempeng Indo-Australia saat ini diperkirakan ada pada ketinggian 35 meter lebih.



Kendati demikian, Ron Harris, mengatakan tidak ada yang bisa memastikan gempa bumi besar akan terjadi. Terpenting, harus dimulai dari sekarang bagaimana membangun kesadaran mitigasi bencana oleh masyarakat di daerah rawan bencana bisa terus ditingkatkan.

Menurut Ron Harris, pemerintah Indonesia dan NTB sudah cukup bagus bekerja karena sudah memetakan zonasi rawan bencana gempa berdasarkan struktur bebatuan wilayah. Hanya saja perlu di bangun sistem edukasi yang baik di kawasan rawan bencana. Sehingga, masyarakat juga bisa tahu apa yang harus dilakukan ketika terjadi suatu bencana.

"Penyadaran dan manajemen bencana yang utama terus disampaikan, sehingga masyarakat paham arti penting mitigasi bencana," katanya.