Mataram (ANTARA) - Direktur Operasi PT Dahana Persero Bambang Agung mengatakan pihaknya akan mengekspor produk bahan peledak sebanyak 86 ribu kilogram atau setara delapan kontainer ke Australia pada Agustus 2019.
"Dahana akan melakukan 'shipment' (pengiriman) kedua ke Australia sebanyak 86 ribu kilogram atau delapan kontainer produk bahan peledak untuk dipasarkan Johnex Explosives," kata Bambang saat menerima kunjungan Menteri BUMN Rini Soemarno di perhelatan Pacific Exposition 2019, Auckland, Selandia Baru.
Melalui keterangan tertulis diterima di Jakarta, Sabtu, Bambang mengatakan perusahaan bahan peledak asal Australia, Johnex Explosives, telah sepakat untuk setiap tahunnya membeli produk bahan peledak berjenis "Cartridge Emulsion" dari Dahana sebanyak delapan kontainer. Pada 2019 ini, PT Dahana baru mengirim tiga kontainer "Cartridge Emulsion" sebanyak 37.500 Kg.
Selain Australia, saat ini Dahana juga sedang membidik pasar ekspor ke Timor Leste dan Fiji.
Baca juga: Gaikindo : Indonesia punya peluang besar ekspor mobil ke Australia
Bambang mengatakan untuk menggenjot pasar ekspor bahan peledak tidak mudah. Persaingan antarprodusen bahan peledak di pasar global cukup ketat.
"Kami mencoba menembus pasar Australia yang notabene daerah dengan hegemoni salah satu pemain bahan peledak dunia. Kami percaya diri dengan produk yang kami hasilkan di Energetic Material Center di Subang, Jawa Barat," ujarnya.
Dalam kesempatan itu, Rini mendorong Dahana agar lebih meningkatkan penetrasi ekspor ke pasar global.
Baca juga: BUMN Dahana ekspor bahan peledak ke Australia
"Bagus, kami di Kementerian BUMN sangat mendukung dan bangga atas pencapaian ini," ungkap Menteri BUMN RI. Rini juga berharap Dahana bisa lebih masuk lagi ke pasar global.
Dalam kesempatan itu, Dahana juga berkonsultasi dengan Menteri Luar Negeri Retno Marsudi. Bambang mengungkapkan tantangan masuk pasar ekspor di wilayah negara-negara Pasifik adalah akses tansportasi kapal kargo yang sulit menuju ke wilayah tersebut.
"Kalaupun ada harus sewa yang tentunya akan mempengaruhi harga jual bahan peledak menjadi tidak kompetitif lagi," ujar Bambang.
Berita Terkait
Puluhan Warga Mataram Lakukan Aksi Gunduli Kepala
Jumat, 21 Agustus 2015 15:53
Haji- 60 Persen Calon Haji Mataram Risiko Tinggi
Rabu, 19 Agustus 2015 21:37
Bupati Sumbawa Barat Evaluasi Jelang Akhir Jabatan
Selasa, 11 Agustus 2015 7:40
Legislator Kecewa Anggaran Sosial Minim Dialokasikan Pemprov NTB
Rabu, 5 Agustus 2015 23:18
Anggaran pengamanan pilkada sumbawa barat rp1,5 miliar
Jumat, 31 Juli 2015 15:01
Paket "K2" Pertama Mendaftar Ke KPU KSB
Senin, 27 Juli 2015 11:14
Paket "f1" didukung partai terbanyak dalam pilkada
Minggu, 5 Juli 2015 14:21
Ikan tuna NTB mengandung merkuri kadar rendah
Rabu, 10 Juni 2015 6:56