BI NTB mendorong pengrajin tenun gunakan ATBM

id BI NTB,Kain Tenun,ATBM

BI NTB mendorong pengrajin tenun gunakan ATBM

Sejumlah pengrajin kain tenun Pringgasela, Kabupaten Lombok Timur, NTB, melihat bentuk alat tenun bukan mesin (ATBM) yang bisa meningkatkan produksi dan efisiensi biaya. (ANTARA/Awaludin)

Mataram (ANTARA) - Kantor Perwakilan Bank Indonesia (BI) Provinsi Nusa Tenggara Barat mendorong pengrajin menggunakan alat tenun bukan mesin (ATBM) untuk meningkatkan produktivitas dan efisiensi biaya, sehingga dapat memenuhi permintaan dengan harga jual yang kompetitif.

Kepala Perwakilan BI Provinsi NTB Achris Sarwani di Mataram, Sabtu, mengatakan dalam rangka memaksimalkan penggunaan ATBM tersebut, pihaknya mengadakan pelatihan keterampilan dasar penggunaan alat tenun kepada klaster tenun binaan selama 14 hari mulai 25 Juli hingga 8 Agustus 2019.

"Pelatihan tersebut bertempat di Kabupaten Lombok Timur, dan diikuti oleh sepuluh orang anggota Kelompok Klaster Pringgasela dan lima orang anggota Kelompok Kembang Kerang," katanya.

Manajer BI NTB, Suwarha, menambahkan melalui pelatihan tersebut diharapkan seluruh peserta dapat memanfaatkan ilmu terkait dengan menenun menggunakan ATBM sehingga ke depan produktivitas dapat ditingkatkan.

Menurut dia, peluang pasar kain tenun saat ini cukup tinggi. Untuk pasar lokal di NTB sendiri, dengan adanya imbauan untuk pegawai negeri memakai pakaian tenun seminggu sekali berpotensi akan meningkatkan permintaan.

"Ditambah lagi permintaan wisatawan, baik domestik maupun mancanegara," ujarnya

Wignyo Rahadi, pemilik Tenun Gaya sebagai pelatih mengatakan, pentingnya keseriusan dalam menenun juga dibutuhkan dalam upaya peningkatan produktivitas.

Menurut dia, kain tenun NTB telah memiliki ciri khas yang unik yang belum terdapat di wilayah lain. Namun demikian, tetap membutuhkan peningkatan kualitas seperti peningkatan lebar kain.

Selain itu, kendala dan tantangan harus dihadapi, terkait penyusutan kain dan harga kain.

"Diharapkan dengan adanya ATBM dapat menjadi solusi untuk tantangan dan kendala tersebut," ucap Wignyo.