Mataram (ANTARA) - Sebanyak 20 sekolah di Lombok Utara, Nusa Tenggara Barat, mengikuti pelatihan Pembelajaran Literasi Kelas Awal (Pelita) di Mataram pada 27-28 Juli 2019.
Peserta tersebut terdiri dari 10 sekolah dari Kecamatan Tanjung dan 10 sekolah dari Kecamatan Bayan. Selain diikuti oleh guru, kepala sekolah juga diikuti oleh Pengawas dan Kepala UPTD Tanjung dan Bayan.
District Fasilitator Program Inovasi Lombok Utara, Anhar Putra Iswanto, melalui siaran persnya kepada Antara, Minggu (28/7), menerangkan bahwa program pendidikan di Lombok Utara harus fokus pada pengembangan mutu dan peningkatan kapasitas guru.
Rendahnya kemampuan membaca siswa dipicu oleh berbagai faktor, salah satunya keterbatasan media dan strategi guru mengajar di kelas awal.
"Banyak kita temukan siswa-siswa kelas 2 dan 3 sekolah dasar belum bisa membaca. Ada yang sudah bisa membaca tetapi dengan kemampuan pemahaman bacaan yang rendah. Karena itu Inovasi memiliki fokus meningkatkan hasil kemampuan belajar siswa pada kelas rendah," katanya.
Selama empat tahun berjalan, Inovasi dan Dikpora telah melakukan pelatihan pembelajaran literasi di 115 sekolah dasar dan 28 Madrasah Ibtidaiyah. Beberapa program literasi yang sudah dilakukan di Lombok Utara adalah Guru BAIK (Belajar, Aspiratif, Inklusif, Kontekstual), Gema Literasi, Formative Assessment, Pelita dan Program Saya Suka Membaca yang bekerjasama dengan Yayasan Tunas Aksara.
Kepala Seksi Kurikulum Dikdas Dikpora Ir Sudiartono dalam sambutannya menyampaikan agar guru-guru sekolah dasar terus memicu peningkatan kapasitasnya. Guru-guru juga didorong untuk memiliki inovasi dan kreatifitas dalam mengajar di kelas.
Selain peran guru, menurut Sudiartono, peran orang tua menjadi sangat penting untuk meningkatkan hasil belajar siswa. Ia secara khusus mengimbau agar orang tua dapat menghindari anak-anaknya dari kecanduan bermain game dan gadget.
Pada pelatihan Pelita ini, guru-guru dilatih untuk memahami delapan unit pembelajaran literasi yang akan dibagi ke dalam lima kali pelatihan. Unit literasi yang harus diikuti adalah Formative Asessment, Apa Mengapa Literasi, Big Book, Kesadaran Fonologis, Membaca Kata, Kelancaran Membaca, Membaca Pemahaman dan Keterampilan Menulis.
Setelah mengikuti setiap pelatihan para guru diharapkan dapat melakukan implementasi langsung di kelas mereka masing-masing. Nantinya para Fasilitator Daerah (Fasda) akan melakukan pendampingan kepada guru-guru dalam implementasi di kelas.
Berita Terkait
JPPI minta Pemerintah beri jawaban soal permohonan uji materi UU Sisdiknas
Rabu, 20 Maret 2024 11:29
Pentingnya pengajaran bahasa daerah di sekolah dasar
Minggu, 21 Januari 2024 18:52
Materi pertanian perlu masuk kurikulum sekolah dasar
Jumat, 12 Januari 2024 6:45
Ruang perpustakaan sekolah dasar di Lombok Tengah terbakar
Rabu, 22 November 2023 21:44
Dinas Pendidikan Mataram mengingatkan larangan tes calistung dalam PPDB SD
Kamis, 25 Mei 2023 16:13
Polres Lombok Barat tangani kasus guru asusila terhadap muridnya
Senin, 6 Maret 2023 5:11
Kemen PPPA apresiasi polisi tahan Kepsek SD kekerasan seksual
Sabtu, 21 Januari 2023 20:26
Kemenkeu mengajar kembali menyapa murid sekolah dasar di Lombok
Rabu, 30 November 2022 15:36