Kemenperin menyiapkan IKM penunjang KEK Mandalika

id Kemenperin,Mandalika,Lombok

Kemenperin menyiapkan IKM penunjang KEK Mandalika

Direktur Jenderal Industri Kecil Menengah dan Aneka, Kementerian Perindustrian, Gati Wibawaningsih (kiri), menyerahkan secara simbolis paket bantuan kepada salah seorang pelaku industri kecil menengah, di Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Mandalika, di Kabupaten Lombok Tengah, NTB, Kamis (1/7/2019). (ANTARA/Awaludin)

Mataram (ANTARA) - Kementerian Perindustrian (Kemenperin) memberikan pelatihan dan bantuan kepada para pelaku industri kecil dan menengah (IKM) yang akan menunjang pengembangan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Mandalika, di Kabupaten Lombok Tengah, Nusa Tenggara Barat.

"Kami harus mempersiapkan IKM di Lombok, khususnya di Mandalika untuk bisa memproduksi barang dan jasa yang bagus," kata Direktur Jenderal (Dirjen) Industri Kecil Menengah dan Aneka (IKMA), Kemenperin, Gati Wibawaningsih, usai membuka acara penumbuhan dan pengembangan industri kecil dan menengah, di KEK Mandalika, Kabupaten Lombok Tengah, Kamis.

Ia mengatakan Kementerian Perindustrian melalui Ditjen IKMA menangkap peluang terhadap pengembangan sektor pariwisata dengan turut mengembangkan sektor industri di daerah-daerah wisata.

Adapun pembinaan yang dilakukan adalah dalam bentuk pengembangan sentra, pengembangan produk, serta penumbuhan wirausaha baru IKM di NTB, yang memiliki potensi dalam pengembangan sektor industri khususnya yang menunjang sektor pariwisata.

Gati menjelaskan, kegiatan yang dilaksanakan di NTB, berupa bimbingan teknis, pendampingan serta fasilitasi mesin/peralatan pada komoditi rumput laut, anyaman ketak, kerajinan kerang, perbengkelan roda dua, serta reparasi AC.

Hal itu sesuai dengan arahan Presiden Joko Widodo, tentang pariwisata dan telah menetapkan 10 destinasi wisata prioritas yang dikenal dengan istilah 10 "Bali Baru".

Dari 10 destinasi prioritas tersebut, terdapat empat destinasi wisata yang mendapatkan percepatan pembangunan dan menjadi super prioritas, yaitu Mandalika, Danau Toba, Borobudur, dan Labuan Bajo.

"Di samping itu, Mandalika juga telah ditetapkan sebagai Kawasan Ekonomi Khusus Pariwisata sesuai Peraturan Pemerintah Nomor 52 Tahun 2014," ujarnya.

Berdasarkan hal tersebut, kata dia, Ditjen IKMA melaksanakan program pengembangan IKM yang mendukung kawasan destinasi wisata atau 10 bali baru yaitu pendampingan teknis produksi dan desain kerajinan di Kabupaten Lombok Tengah yang diikuti oleh 20 orang peserta.

"Lalu ada bimbingan teknis dan fasilitasi mesin/peralatan wirausaha baru IKM perbengkelan roda dua di Kabupaten Lombok Tengah. Kalau bisa, 20 orang mekanik yang dilatih bisa menjadi mekanik MotoGP yang akan digelar di Mandalika, pada 2021," ucap Gati.

Menurut dia, Lombok juga memiliki beberapa komoditi kerajinan dan sandang unggulan yang bisa dikembangkan menjadi suvenir berupa kerajinan mutiara, gerabah, anyaman ketak, kerajinan kerang, dan tenun.

Selain itu, sentra anyaman ketak termasuk sentra yang sesuai untuk dikembangkan dengan pendekatan "One Village One Product" (OVOP), yaitu suatu upaya untuk menghasilkan suatu produk kelas dunia yang bersifat unik khas daerah dengan memanfaatkan sumber daya lokal, yang dipadu dengan seni budaya, sebagai kreasi dan inovasi bernilai tambah tinggi dan bereputasi internasional.

Lebih lanjut, Gati menambahkan NTB juga memiliki potensi rumput laut yang cukup besar dan termasuk dalam 10 besar sentra budi daya rumput laut Indonesia, di mana potensi areal budi daya rumput laut di NTB, berkisar 22.270 hektare dengan produksi 972.148 ton.

"Indonesia juga merupakan penghasil rumput laut kering terbesar di dunia dengan produksi 328.000 ton atau 61,18 persen total produksi dunia pada 2017," katanya.

Ia mengatakan rumput laut merupakan salah satu komoditas strategis karena potensi domestik yang cukup besar dan menggerakkan sektor ekonomi di wilayah pesisir. Di samping itu juga merupakan industri prioritas yang mempunyai daya saing yang kuat dan masih terbuka peluang yang besar untuk peningkatan nilai tambah melalui hilirisasi rumput laut

"Dengan adanya potensi tersebut, hari ini juga kita selenggarakan bimbingan teknis produksi IKM rumput laut yang diikuti oleh 20 orang peserta dan dilaksanakan selama empat hari," ucapnya pula.

Gati menjelaskan, Peraturan Presiden Nomor 33 tahun 2019 tentang Peta Panduan Pengembangan Industri Rumput Laut Nasional 2018-2021 dijadikan dasar dalam pelaksanaan kebijakan dan penganggaran serta usulan dalam RPJMN 2020-2024 sebagai program prioritas.

Terakhir adalah fasilitasi mesin/peralatan ikm reparasi AC yang bersinergi dengan kegiatan dekon. Adapun fasilitasi mesin/peralatan untuk IKM reparasi AC, di antaranya adalah vacuum pump, manipold tester, tangga besi dan flaring tool set.

"Saya berharap dengan sinergi yang dibangun antara Kementerian Perindustrian dengan segenap dinas yang membawahi sektor Industri di NTB, dapat meningkatkan jumlah wirausaha industri baru, meningkatkan potensi sentra-sentra IKM dan berkontribusi mengembangkan pemberdayaan ekonomi yang pada akhirnya berdampak positif terhadap ekonomi nasional," katanya.