PBB: 40 orang tewas dan 260 luka-luka di Aden Yaman

id Kantor Koordinator PBB,Yaman,Bentrokan

PBB:  40 orang tewas dan 260 luka-luka di Aden Yaman

Pendukung gerakan Houthi menghadiri aksi memperingati 4 tahun intervensi militer pimpinan Saudi pada peran Yaman, di Sanaa, Yaman, Selasa (26/3/2019). ANTARA (FOTO/REUTERS/Khaled Abdullah/djo)

Dubai (ANTARA) - Sebanyak 40 orang telah terbunuh dan 260 lagi luka-luka di Aden, kota pelabuhan di bagian selatan Yaman, sejak 8 Agustus ketika babak pertempuran terbaru pecah, menurut sebuah pernyataan kantor PBB.

Kantor Koordinator Kemanusiaan Perserikatan Bangsa-Bangsa untuk negara itu membuat pernyataan tersebut pada Ahad, mengutip laporan-laporan awal.

Bentrokan sengit berlanjut pada Sabtu di Aden dan menambah rumit upaya PBB guna mengakhiri perang di negeri itu.

Sedikitnya delapan warga sipil tewas pada Jumat (9/8) di Aden, tempat pemerintahan sementara Pemerintah Yaman, yang diakui masyarakat internasional, di tengah pertempuran antara kaum separatis Yaman Selatan dan pasukan pemerintah, kata beberapa sumber medis. Keduanya adalah bagian dari koalisi pimpinan Arab Saudi --yang memerangi milisi Syiah Al-Houthi, yang bersekutu dengan Iran di Yaman.

Warga mengatakan pertempuran berlanjut saat fajar di dekat istana presiden, yang kosong, di Kabupaten Crater, yang kebanyakan tempat permukiman, di dekat Bandar Udara Internasional Aden di satu permukiman tempat menteri dalam negeri tinggal.

Beberapa sumber mengatakan kepada Reuters bahwa Menteri Dalam Negeri Ahmed Al-Mayssari meninggalkan rumahnya selama keadaan tenang setelah pertempuran malam sebelumnya.



Bentrokan tersebut meletus pada Rabu (7/8), setelah kaum separatis menuduh satu partai Islam yang bersekutu dengan Presiden Abd-Rabbu Mansour Hadi menimbulkan kerumitan melalui satu serangan rudal pada pekan itu saat parade militer, satu dari tiga serangan terpisah yang ditujukan ke pasukan Selatan.

Kaum separatis dan pemerintah Hadi bersekutu dalam perang melawan milisi Al-Houthi --yang menggulingkan Hadi dari kekuasaan di Ibu Kota Yaman, Sana'a pada penghujung 2014, tapi mereka memiliki agenda yang bersaing bagi masa depan Yaman.

Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres pada Sabtu mendesak semua pihak agar menghentikan permusuhan. PBB sedang berusaha menurunkan ketegangan untuk melicinkan jalan buat pembicaraan politik yang lebih luas guna mengakhiri perang yang telah menewaskan puluhan ribu orang dan mendorong Yaman ke tepi jurang kelaparan.

Sumber: Reuters