Ribuan warga Bengkulu terjangkit HIV/Aids puluhan diantara bayi

id HIV/AIDS

Ribuan warga Bengkulu terjangkit HIV/Aids puluhan diantara bayi

Aktivis membagikan poster berisi seruan menghindari narkoba dan perilaku seks bebas di Tulungagung, Jawa Timur, Kamis (1/12). Aksi simpati di jalan raya dengan sasaran pengendara umum itu digelar dalam rangka peringatan Hari AIDS se-dunia yang jatuh 1 Desember. ANTARA FOTO/Destyan Sujarwoko/16 (ANTARA FOTO/Destyan Sujarwoko)

Mataram (ANTARA) - Dinas Kesehatan Provinsi Bengkulu mencatat dari 2015 hingga sekarang sudah sekitar 1.200 penderita HIV/Aids di Bengkulu. Puluhan diantaranya merupakan anak bayi.

Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Bengkulu Herwan Antoni mengatakan, penderita penyakit mematikan ini meningkat setiap tahunnya. Rata-rata sekitar 10 hingga 20 orang di Bengkulu terinfeksi HIV/Aids setiap tahunnya.

Kata Herwan, selain karena seks bebas, beberapa kasus HIV/Aids di Bengkulu terjadi karena konsumsi narkotika yang menggunakan alat suntik dan transfusi darah. Sedangkan puluhan bayi yang terinfeksi HIV/Aids disebabkan oleh orang tuanya yang lebih dulu terjangkit penyakit tersebut. 

"Penyakit ini bisa dari suami yang melakukan seks bebas diluar. Kemudian dari istri yang sudah terinfeksi lalu melahirkan bayi. Atau bisa dari transfusi darah ataupun alat-alat suntikan misalnya pengguna narkoba. Jadi hindari hal-hal yang bisa menyebabkan masuknya penyakit HIV/Aids ini," papar Herwan, Kamis.

Herwan menjelaskan, sejak beberapa tahun terakhir pihaknya gencar melakukan sosialisasi pencegahan HIV/Aids kepada masyarakat. Upaya pemeriksaan rutin juga dikonsentrasikan pada kelompok masyarakat yang rentan terserang virus HIV/Aids seperti di kawasan prostitusi.

"Kita lakukan upaya pencegahan dengan pemeriksaan, pendeteksi dini kepada kelompok-kelompok beresiko. Baik itu yang berada ditempat-tempat porstitusi hingga ke penjaja seks terselubung," kata Herwan.

Herwan menambahkan, Dinas Kesehatan Provinsi Bengkulu juga membuka konsultasi pengobatan gratis kepada penderita HIV/Aids di Rumah Sakit M Yunus (RSMY). Namun masih sedikit penderita yang mengikuti program ini. Alasanya karena minder dan malu.

Padahal, sambung Herwan, meski penyakit ini belum bisa disembuhkan, setidaknya konseling pengobatan gratis ini dapat membantu mencegah virus HIV/Aids agar tidak berkembang lebih cepat hingga menyebabkan kematian.

"Sifat obatnya itu tidaklah mengobati tapi memperpanjang masa hidup bagi penderita HIV/Aids. Disamping menahan perkembangan virus, konseling dapat berfungsi melakukan pencegahan penularan dari korban kepada orang lain," papar Herwan.

Herwan mengimbau masyarakat yang dinyatakan posifitif terinveksi HIV/Aids untuk tidak usah malu mengikuti program konseling pengobatan gratis ini. Program ini dinilai penting bagi keselamatan masyarakat yang terinveksi.