Sisa gas air mata masih terasa di perempatan Pejompongan

id Pejompongan,Gas air mata,Kericuhan,Aksi tolak revisi UU KPK,Pos polisi dibakar

Sisa gas air mata masih terasa di perempatan Pejompongan

Kondisi pos polisi di Pejompongan yang dibakar massa pada Rabu (25/9/2019). (Asep Firmansyah)

Jakarta (ANTARA) - Sisa-sisa gas air mata masih terasa di perempatan Pejompongan dekat dengan Pos Polisi pada Kamis sore sekitar pukul 16.40 WIB usai terjadi kericuhan pada Rabu (26/9) dan membuat mata perih serta sesak nafas.

Sepanjang perempatan hingga dekat Stasiun Palmerah nampak masyarakat yang tengah berjalan dan menunggu angkutan memakai masker. Tak sedikit dari mereka mencuci muka dengan air untuk menghilangkan rasa perih.

Petugas dari PLN yang sedang memperbaiki sambungan saluran kabel yang terbakar pun tidak kuasa menahan perih sisa gas air mata dan sesekali bergantian melakukan perbaikan.

"Ampun ga kuat mas, padahal udah sore tapi masih kerasa banget," kata salah satu petugas PLN Suryadi di Pejompongan, Kamis.

Baca juga: Evakuasi korban, dua ambulans disiagakan di Pejompongan

Selain menyisakan udara yang membuat perih mata dan kerongkongan, situasi di jalan sekitar Pejompongan masih terlihat sisa-sisa pembakaran.

Meski masih menyisakan aroma kericuhan, namun aktivitas warga sudah kembali normal. Sejumlah pedagang kaki lima tampak berjualan di sepanjang trotoar mulai dari tangga masuk Stasiun Palmerah dan arus lalu lintas pun lancar.

"Ya gimana lagi mas, nafkah saya memang di sini. Meski perih sisa gas air mata yah harus cari rezeki," ujar Yanyan salah satu pedagang kopi.

Sementara pos polisi Pejompongan yang dibakar massa kondisinya hangus tak tersisa. Hingga sore ini kondisi Pospol tersebut tidak dipasangi garis polisi dan dibiarkan.

Baca juga: Usai rusak akibat aksi massa, gerbang tol Pejompongan dibuka