Nilai investasi Mataram capai Rp25,6 triliun

id inevstasi,mataram,perizinan

Nilai investasi Mataram capai Rp25,6 triliun

Kepala Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Perizinan Satu Pintu (DPMP2ST) Kota Mataram Irwan Rahadi. (Foto: ANTARA News/Nirkomala)

Mataram (ANTARA) - Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Perizinan Satu Pintu Kota Mataram, Nusa Tenggara Barat, mencatat nilai investasi di Kota Mataram hingga triwulan ke III tahun 2019 tercatat sebesar Rp25,6 triliun lebih.

"Nilai investasi itu merupakan angka kumulatif dari tahun 2014, hingga triwulan ke III tahun 2019," kata Kepala Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Perizinan Satu Pintu (DPMP2ST) Kota Mataram Irwan Rahadi di Mataram, Selasa.

Irwan yang menjabat sebagai Kepala DPMP2ST Kota Mataram mulai Rabu (30/10) itu mengatakan khusus untuk nilai investasi tahun 2019 sampai triwulan III tercatat sebesar Rp593,5 miliar.

Nilai investasi tersebut, lanjutnya, belum termasuk dua hotel yang akan dibangun yakni Hotel WIKA depan Polda NTB Jalan Langko dan Hotel Nindia Karya Jalan Majapahit depan Kantor Samsat Kota Mataram. 

Dua hotel itu belum terakomodasi dalam nilai investasi pada triwulan III tahun 2019, karena izinnya masih dalam proses. Kecuali untuk pembangunan Hotel PP di Jalan Udayana, karena izin pembangunannya sudah keluar.

"Kalau izin sudah keluar, barulah kita bisa menghitung nilai investasi dari dua hotel tersebut," katanya.

Menyinggung tentang target investasi tahun 2020, Irwan menyebutkan, target investasi tahun 2020 sudah ditetapkan sebesar Rp1,4 triliun.

Untuk mencapai target yang telah ditetapkan pejabat sebelumnya itu, pihaknya akan berusaha secara maksimal melakukan percepatan dalam proses perizinan dengan memperkecil berbagai kendala-kendala teknis.

Pasalnya, berdasarkan catatan pengaduan yang banyak masuk ke DPMP2ST adalah hal-hal yang bersifat teknis sehingga perlu dibangun kembali sinergitas bersama organisasi perangkat daerah (OPD) teknis terkait yang melaksanakan kewenangan di bidang perizinan.

"Formulasi penanganan kendala teknis salah satunya seperti kantor bersama, dan ini akan kita lihat dan evaluasi dalam tiga bulan ke depan agar geliat investasi bisa lebih cepat," katanya.