Tata jatuh cinta bola basket 3x3 karena lebih keras

id Regita Pramesti,Bola basket,Bola basket 3x3

Tata jatuh cinta bola basket 3x3 karena lebih keras

Atlet bola basket 3x3 putri nasional Regita Pramesti menjawab pertanyaan pewarta setelah konferensi pers turnamen DBL 3x3 di SCBD, Senayan, Jakarta, Jumat (8/11/2019). (ANTARA/A Rauf Andar Adipati)

Jakarta (ANTARA) - Pebasket 3x3 nasional Regita Pramesti, atau yang akrab disapa Tata, jatuh cinta dengan cabang olahraga itu karena lebih keras dibanding bola basket reguler.

"Kalau abis main badan bisa biru-biru. Beda dengan (bola basket) lima lawan lima, megang sedikit jadi pelanggaran. Terasa lebih kompetitif," kata Tata saat ditemui usai konferensi pers kompetisi DBL 3x3 di SCBD, Jakarta, Jumat.

Tata meyakini bola basket 3x3 berpeluang besar untuk semakin berkembang dan mengharumkan nama bangsa, karena sifatnya yang lebih simpel dibanding bola basket reguler.

"Di 3x3 kan anggota timnya hanya empat orang. Lebih mudah mengurusnya saat melakukan try out atau kegiatan-kegiatan lain. Orang-orang juga akan lebih mudah tertarik karena hanya memerlukan setengah lapangan (bola basket), kata dara yang sedang menyusun skripsi itu.

Selain itu, bagi Tata, chemistry yang harus terbangun pada bola basket 3x3 tidak perlu sedalam seperti pada bola basket reguler. Ia menuturkan bahwa terkadang dalam satu tim terdapat pemain yang sedang on fire, dan pemain-pemain lain di tim bola basket 3x3 dapat lebih banyak melayani rekannya tersebut.

Namun ia mengakui untuk saat ini bola basket 3x3 belum dapat dijadikan sandaran mata pencaharian, karena kompetisinya masih sedikit.

Saat ditanyai apakah Tata tertarik membela timnas bola basket Indonesia untuk kategori lima lawan lima, ia menyatakan bahwa itu pertanyaan sulit. Hal itu disebabkan Tata juga pernah membela timnas untuk cabang olahraga bola basket reguler.

Untuk SEA Games Filipina 2019, Tata menyatakan tuan rumah masih merupakan pesaing kuat. Terutama karena mereka berpeluang diperkuat para pemain naturalisasi dan ingin membalas dendam terhadap kekalahan dari Indonesia pada SEA Games sebelumnya.