Menteri Edhy ingin meningkatkan ekspor perikanan ke Eropa Timur

id menteri edhy,ekspor perikanan,eropa timur,rusia

Menteri Edhy ingin meningkatkan ekspor perikanan ke Eropa Timur

Menteri Kelautan dan Perikanan RI Edhy Prabowo menerima Dubes Federasi Rusia untuk Indonesia, Lyudmila Georgievna di kantor Kementerian Kelautan dan Perikanan, Jakarta, Kamis (28/11/2019). ANTARA/HO KKP

Jakarta (ANTARA) - Menteri Kelautan dan Perikanan Edhy Prabowo menginginkan nilai ekspor perikanan ke negara di kawasan Eropa Timur seperti Rusia dapat meningkat sebagai salah satu upaya untuk mengembangkan pangsa ekspor produk kelautan nasional.

Menteri Edhy dalam siaran pers di Jakarta, Sabtu, menyampaikan keinginannya untuk meningkatkan ekspor produk perikanan Indonesia ke Rusia serta negara-negara Custom Union lainnya yang sama dengan Rusia seperti Belarusia, Kazakhstan, Armenia, dan Kirgistan.

Salah satunya, ujar dia, dengan menerima tambahan produk ekspor perikanan Indonesia dari 13 Unit Pengolahan Ikan (UPI) yang diusulkan Republik Indonesia.

Menteri Kelautan dan Perikanan RI juga telah menerima Dubes Federasi Rusia untuk Indonesia, Lyudmila Georgievna di kantor Kementerian Kelautan dan Perikanan, 28 November 2019.

Dalam pertemuan itu, Dubes Lyudmila menyatakan bahwa pada prinsipnya Rusia terbuka akan peningkatan impor produk perikanan dari Indonesia.

Selain itu, Dubes juga mengemukakan bahwa pihaknya akan mempertimbangkan proposal Indonesia untuk menambah UPI eksportir produk perikanan ke Rusia.

"Meskipun begitu, Indonesia tetap perlu menyelesaikan kuesioner Rosselkhoznadzor sebagai syarat inspeksi untuk mendapatkan izin impor," jelas Lyudmila Georgievna.

Menteri Edhy menyampaikan bahwa saat ini kuesioner tersebut tengah diproses oleh Badan Karantina Ikan, Pengendalian Mutu, dan Kemanan Hasil Perikanan (BKIPM) untuk diserahkan kepada pihak Rusia.

Menutup pertemuan, Menteri Edhy juga mengundang Rusia untuk turut berinvestasi pada pembangunan sektor kelautan dan perikanan Indonesia. "Potensi kelautan dan perikanan kita masih sangat besar. Banyak yang dapat dibangun untuk industri ini. Kami terbuka untuk mengembangkannya," tuturnya.

Sebelumnya, KKP menginginkan Belgia mendukung upaya Pemerintah Indonesia membebaskan tarif bea masuk produk komoditas kelautan dan perikanan ke negara-negara di kawasan Uni Eropa.

"Semoga kerja sama antara Belgia dan Indonesia, terutama di bidang kelautan dan perikanan terus meningkat dalam periode pemerintahan ini," kata Menteri Kelautan dan Perikanan Edhy Prabowo.

Menteri Kelautan dan Perikanan Edhy Prabowo telah menerima kunjungan Duta Besar Belgia untuk Indonesia Stephane De Locker di Kantor KKP, Jakarta, Kamis (14/11).

Terkait dengan kunjungan tersebut, Sekjen KKP Nilanto Perbowo menyatakan bahwa produk ekspor hasil perikanan Indonesia masih dihadapkan pada kendala tarif bea masuk yang diberlakukan oleh Uni Eropa.

Untuk itu, Nilanto Perbowo meminta dukungan diplomasi Belgia untuk membebaskan tarif bea masuk tersebut.

"Kami telah menegosiasikan hal ini selama tiga tahun belakangan. Pada Desember mendatang, kita akan menandatangani Indonesia-European Union Comprehensive Economic Partnership Agreement (IEU-CEPA). Kami berharap, Indonesia bisa mendapatkan pembebasan tarif bea masuk untuk seluruh produk perikanan," ujarnya.