Dinsos siap merekomendasikan penyandang disabilitas masuk dunia usaha

id dinsos,mataram,disabilitas

Dinsos siap merekomendasikan penyandang disabilitas masuk dunia usaha

Penyandang disabilitas sedang membuat aneka kerajian dari tali sumpe di Lingkungan Tembelok, Kecamatan Sandubaya, Kota Mataram. ( ANTARA/HO/Nirkomala.ist)

Mataram (ANTARA) - Dinas Sosial Kota Mataram, Nusa Tenggara Barat siap memberikan rekomendasi kepada para penyandang disabilitas yang memiliki kemampuan tertentu dan sesuai kualifikasi masuk dunia usaha.

"Saat ini kami sedang melakukan pemetaan terhadap para penyandang disabilitas yang ada di Mataram sesuai dengan kualifikasi yang dibutuhkan perusahaan," kata Kepala Dinas Sosial Kota Mataram Hj Baiq Asnayati di Mataram, Selasa.

Menurut Asnayati yang didampingi Kasi Rehabilitasi Sosial Penyandang Disabilitas dan Korban Napza Zulfa Nur Azizah, pemetaan itu dilakukan seiring dengan kegiatan pendataan yang dilaksanakan Dinas Tenaga Kerja (Disnaker) Kota Mataram.

Dimana Disnaker saat ini sedang melakukan pendataan terhadap perusahaan-perusahaan yang masuk kriteria wajib menerapkan Undang-Undang Nomor 8 tahun 2016, terkait dengan pemenuhan hak penyandang disabilitas untuk mendapatkan peluang kerja sebesar 1 persen.

"Informasi dari Disnaker, saat ini penerapan UU tersebut hingga sekarang memang belum terpenuhi," katanya.

Oleh karena itulah, lanjutnya, Dinsos juga segera melakukan pemetaan terhadap para penyandang disabilitas yang ada di Mataram sesuai dengan kualifikasi yang dibutuhkan perusahaan.

"Kita juga tidak bisa memaksa, karena perusahaan mencari pekerja sesuai kualifikasi dan mengejar keuntungan. Tapi jangan sampai penyandang disabilitas tidak diterima hanya kedisabilitasannya," ujarnya.

Pihaknya memahami dunia usaha memiliki kebijakan-kebijakan sendiri saat melakukan rekrutmen tenaga kerja tetapi sangat disayangkan apabila ada penyandang disabilitas mampu namun tidak diterima.

Terkait dengan itu, untuk mendukung penerapan kebijakan UU tersebut, berbagai pendataan segera dipersiapkan, baik itu terkait dengan nama, alamat, pendidikan dan jenis keterampilan yang dimiliki penyandang disabilitas.

"Harapannya, ketika Disnaker selesai melakukan pendataan perusahan dan kebutuhan kualifikasinya, kita bisa memadukan data tersebut dengan kebutuhan serta berapa ketersediaan tenaga disabilitas yang dibutuhkan," katanya.

Saat ini, kata Zulfa, ada satu orang penyandang disabilitas yang mendapat kesempatan pelatihan di Solo memperdalam ilmu komputer untuk perkantoran.

"Insya Allah tahun depan pulang, dan dia akan menjadi salah satu yang akan kita rekomendasikan masuk dunia kerja. Kalau di Cibinong ada satu, tetapi sudah langsung mendapat kerja di sana," katanya.