Kupang (ANTARA) - Pemerintah Kecamatan Kupang Barat, Kabupaten Kupang memperkirakan matinya 13 ekor sapi akibat tersambar petir di desa Bolok pada, Kamis (5/12) kemarin kurang lebih mencapai Rp98 jutaan.
"Jadi sebelumnya saya mau luruskan dulu bahwa yang mati tersambar petir itu mencapai 13 ekor. Satu ekor lagi dinyatakan masih hidup, dan kerugian akibat bencana tersebut mencapai Rp98 jutaan," kata camat Kupang Barat, Kabupaten Kupang Yusak A Ullin kepada Antara di Kupang, Jumat (6/12).
Hal ini disampaikan berkaitan dengan perkembangan dari kasus matinya 13 ekor sapi pada Kamis (54/12) kemarin akibat tersambar petir pada Kamis (5/12) kemarin tepatnya di dusun lima Kolana, desa Bolok, Kabupaten Kupang.
Para pemilik sapi yang merugi tersebut antara lain Junus Mimfini, Daub Tosi, Yakob Apaut, Bincar Susang, Lukas Saketu dan Ance Apaut, mereka sebenarnya kata Yusak adalah warga dari desa tetangga yakni Nitneo.
Junus Mimfini merugi sebesar Rp21 juta karena dua ekor sapinya tewas yakni sapi betina dan jantan. Sementara Daub Tosi juga mengaku dua ekor sapi jantannya ikut tersambar petir dan mati terus kerugian yang dideritanya mencapai Rp7 juta.
Kemudian, Bincar Susang juga mengaku merugi sebanyak Rp21 juta untuk dua ekor sapi betina dan satu ekor sapi jantan, sementara itu Lukas Saketu mengalu merugi sebanyak Rp14 juta akibat tiga ekor sapi betina ikut tewas tersambar petir. Sementara itu Ance Apaut juga mengalami kerugian sebesar Rp7 juta akibat satu ekor sapi betinanya juga ikut tewas.
Lebih lanjut terkait sapi-sapi yang mati tersebut, ia sendiri belum mendapatkan informasi lebih lanjut hingga berita ini diturunkan, namun menurut dia, ada kemungkinan dikuburkan oleh pemiliknya.
"Kejadian itu tetntu memberikan pelajaran buat kita semua khususnya para peternak agar tidak mengembalakan sapi-sapinya saat musim hujan seperti ini, karena bisa saja ceritanya akan seperti belasan ekor sapi yang tersambar petir itu," tambahnya.
Kadis peternakan NTT Dany Suhadi dikonfirmasi mengatakan bahwa ternak tersambar petir itu sebenarnya sudah sering terjadi, tetapi memang baru kali ini terjadi di daerah itu.
"Kalau sapi berada di daerah terbuka saat hujan dan petir bisa saja terjadi. Dan kejadian ini sebenarnya sedah biasa, di NTT mungkin baru pertama kali terjadi," tambah dia.***1***
Berita Terkait
Heboh! 13 ekor bergelimpangan tewas disambar petir
Rabu, 30 September 2020 12:37
Serang Polisi, pencuri ternak sapi akhirnya tewas ditembak di Desa Tumbang Nusa
Kamis, 12 September 2019 10:24
Puluhan Warga Mataram Lakukan Aksi Gunduli Kepala
Jumat, 21 Agustus 2015 15:53
Haji- 60 Persen Calon Haji Mataram Risiko Tinggi
Rabu, 19 Agustus 2015 21:37
Bupati Sumbawa Barat Evaluasi Jelang Akhir Jabatan
Selasa, 11 Agustus 2015 7:40
Legislator Kecewa Anggaran Sosial Minim Dialokasikan Pemprov NTB
Rabu, 5 Agustus 2015 23:18
Anggaran pengamanan pilkada sumbawa barat rp1,5 miliar
Jumat, 31 Juli 2015 15:01
Paket "K2" Pertama Mendaftar Ke KPU KSB
Senin, 27 Juli 2015 11:14