DKP Mataram mengingatkan pembudi daya ikan tidak naikkan harga

id DKP,perikanan ,mataram

DKP Mataram mengingatkan pembudi daya ikan tidak naikkan harga

Dokumen: pembudidaya ikan air tawar di Kota Mataram, Nusa Tenggara Barat, panen ikan jenis nila. (Foto: ANTARA News/Nirkomala)

Mataram (ANTARA) - Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Kota Mataram, Nusa Tenggara Barat, mengingatkan para pembudi daya ikan air tawar untuk tidak menaikkan harga menjelang perayaan malam Tahun Baru 2020.

"Biasanya permintaan ikan air tawar pada H-1 tahun baru meningkat signifikan karena banyaknya warga yang akan merayakan malam pergantian tahun dengan berbagai acara salah satunya makan-makan dengan menu ikan bakar atau goreng," kata Kepala DKP Kota Mataram Hj Baiq Sujihartini di Mataram, Jumat.

Ia mengatakan, kenaikan harga pada momen-momen tertentu boleh-boleh saja, asal tidak signifikan agar tidak merugikan konsumen. Pada tingkat petani, harga ikan air tawar paling tinggi Rp27.000 per kilogram hingga Rp27.500 per kilogram.

Karenanya, untuk menjaga harga ikan air tawar terutama jenis nila yang terbanyak dibudidayakan petani, pihaknya segera melakukan sosialisasi kepada kelompok budi daya.

"Harapan kami para pengecer bisa mengambil keuntungan sedikit, dan tidak menjual ikan air tawar sampai harga di atas Rp30 ribu per kilogram," katanya.

Sujihartini menyebutkan, produksi ikan air tawar di Kota Mataram mencapai sekitar 280 ton per tahun, dan baru dapat memenuhi kebutuhan warga Mataram sekitar 85 persen, sisanya didatangkan dari luar kota.

"Kami bekerja sama dengan beberapa wilayah di Kabupaten Lombok Barat untuk memenuhi kebutuhan ikan air tawar di Mataram. Apalagi tingkat konsumsi ikan di Mataram naik drastis dari 31 per kapitan per tahun menjadi 42 per kapitan per tahun," katanya.

Sementara itu untuk persiapan malam pergantian tahun, para pembudidaya sudah menyiapkan produksi ikan mereka dari jauh-jauh hari, karena kondisi sudah itu menjadi tradisi dari tahun ke tahun.

"Para petani sudah hafal dengan kondisi ini, jadi tanpa dikasi tahu mereka sudah siap panen pada tanggal 31 Desember 2019. Kami belum bisa menghitung berapa produksi mereka karena satu kelompok bisa punya 10 kolam siap panen," katanya.

Menyinggung tentang bentuk pembinaan DKP dalam upaya peningkatan produksi ikan air tawar, Sujihartini mengatakan, salah satu program yang dilaksanakan adalah peremajaan berbagai alat budidaya, pemanfaatan teknologi dan peningkatan kualitas pakan.

"Seperti saat ini kami sedang mencoba pakan dari cacing, yang dapat mempercepat usia panen dengan produksi yang lebih banyak," katanya.