Gubernur NTB mengimbau warga siaga hadapi cuaca ekstrem

id NTB,Gubernur NTB,Zulkieflimansyah,Cuaca Ekstrem

Gubernur NTB mengimbau warga siaga hadapi cuaca ekstrem

Gubernur Nusa Tenggara Barat (NTB) Zulkieflimansyah. (ANTARA/Nur Imansyah).

Mataram (ANTARA) - Gubernur Nusa Tenggara Barat Zulkieflimansyah mengimbau masyarakat dan pemerintah kabupaten/kota di provinsi itu segera melakukan konsolidasi dan meningkatkan kesiapsiagaan guna merespons potensi gangguan alam akibat cuaca ekstrem dalam beberapa hari ke depan.

"Diimbau kepada sekda kabupaten/kota selaku kepala BPBD kabupaten/kota agar melaksanakan koordinasi dengan instansi terkait, termasuk TNI/Polri, dalam menentukan langkah-langkah antisipasi menghadapi ancaman berbagai jenis bencana yang terjadi dan sekaligus menjadi komando tanggap darurat," kata dia  di Mataram, Kamis.

Ia mengatakan bencana alam dapat menimbulkan kerugian masyarakat.

Oleh karena itu, kata dia, pemerintah kabupaten/kota harus mempersiapkan segala macam kebutuhan menghadapi bencana yang bisa datang kapan saja, seperti saat cuaca yang tidak menentu sekarang ini.

"Pemerintah kabupaten/kota juga diimbau untuk tetap menyediakan cadangan logistik, peralatan, sandang, dan obat-obatan untuk kebutuhan darurat korban bencana," kata Bang Zul sapaan akrabnya.

Ia berharap, tidak akan ada bencana-bencana yang melanda Provinsi NTB, sehingga perjalanan menuju NTB Gemilang dapat dilalui dengan mulus.

"Kita harap bencana tidak akan terjadi di NTB," katanya.

Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Stasiun Bandara Internasional Lombok (BIL) juga sudah memberikan informasi peringatan dini cuaca di wilayah NTB mulai 9 hingga 11 Januari 2020.

Dalam imbauan yang diterima wartawan, BMKG meminta masyarakat tetap waspada dan berhati-hati terhadap dampak bencana, seperti banjir, genangan air, tanah longsor, angin kencang, pohon tumbang, dan kilat atau petir.

BMKG juga meminta operator jasa angkutan laut, nelayan, wisata bahari, dan masuarakat yang beraktivitas di pesisir pantai untum mewaspadai potensi gelombang tinggi dengan ketinggian mencapai dua meter lebih di Selat Lombok, Selat Alas, perairan utara Sumbawa, Selat Sape, dan Samudra Hindia selatan NTB.