Kinerja makin meningkat, Bank NTB Syariah berzikir dan bersalawat

id Bank NTB Syariah,haddad alwi,bershalawat

Kinerja makin meningkat, Bank NTB Syariah berzikir dan bersalawat

Ustadz H Haddad Alwi Assegaf, memberikan tausiah tentang perjalanan Isra' Mi'raj Nabi Muhammad SAW. (ANTARA/Awaludin)

Mataram (ANTARA) - Jajaran Bank NTB Syariah mengadakan tausyiah dan bershalawat sebagai bentuk rasa syukur atas makin meningkatnya kinerja perusahaan dari tahun ke tahun, baik dari sisi pertumbuhan aset, laba, dana pihak ketiga, dan menurunnya persentase pengembalian pembiayaan yang macet.

Acara tausyiah dan shalawat bersama tersebut dipusatkan di kantor pusat Bank NTB Syariah di Jalan Langko, Kota Mataram, pada Sabtu (11/1/2020).

Hadir dalam acara tersebut Ustadz Haddad Alwi Assegaf, dan TGH Ahmad Zainuri, serta perwakilan Nahdlatul Ulama NTB, H Lalu Winengan.

Ustadz Haddad Alwi Assegaf, yang merupakan penyanyi religi Islam dan pendakwah yang cukup terkenal di Indonesia tersebut memberikan tausiyah dan siraman rohani dengan tema perjalanan Isra' Mi'raj Nabi Muhammad SAW.

Direktur Utama Bank NTB Syariah Kukuh Raharjo menjelaskan, kegiatan tausiyah dan shalawat tersebut insya Allah akan dijadikan sebagai sesuatu yang baik untuk terus membangun semangat dan etos kerja demi kemajuan perusahaan.

"Mengawali akhir 2019 dan awal 2020, kegiatan ini merupakan ungkapan raya syukur kami karena selama 2019, alhamdulillah kinerja Bank NTB Syariah luar biasa. Semuanya itu karena lahirnya dan datangnya dari Allah SWT dan kami ingin bersyukur," katanya.

Sebagaimana Firman Allah SWT, kata Kukuh, "Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih." (QS. Ibrahim [14]: 7).

Salah satu nikmat yang secara organisasi, kata dia, adalah berharap kepada Allah SWT akan ridha dan memberikan pertumbuhan dan perkembangan bagi Bank NTB Syariah karena memang dengan adanya pertumbuhan dan perkembangan akan bisa memberikan kemaslahatan yang lebih bagus kepada rakyat NTB.

Kinerja Bank NTB Syariah pada 2020 tidak berbeda dengan 2019. Bahkan, kata Kukuh, pihaknya berprinsip bahwa kinerja itu semakin lama semakin tinggi sesuai dengan harapan masyarakat NTB yang semakin besar.

Menurut dia, semakin banyak yang meminta Bank NTB Syariah untuk lebih berkiprah. Sebagai salah satu contohnya, ketika rapat dengar pendapat dengan anggota Komisi III DPRD NTB, kaitan dengan penyertaan modal Pemerintah Provinsi NTB.

Para anggota dewan berharap ke depannya kontribusi Bank NTB Syariah dalam pembangunan sektor riil (produktif) pada 2020, diharapkan bisa lebih besar. Sebab, tidak hanya di Bank NTB Syariah, tapi di BPD lain juga kontribusi di sektor produktif belum terlalu menonjol.

Pada 2019, kontribusi pertumbuhan sektor produktif di Bank NTB Syariah hanya 5 persen, sedangkan konsumtif 15 persen.

"Tapi secara keseluruhan, tidak membuat kategorisasi tidak tumbuh karena prinsip adalah tidak akan mengurangi layanan kepada masyarakat untuk pembiayaan konsumtif, tapi ingin menambah," ucap Kukuh.

Tahun 2020, lanjut pria religius ini, maknanya bagi Bank NTB Syariah sangat luar biasa karena setelah diakhir 2019, pihaknya sudah menandatangani kerja sama untuk  Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan (FLPP).
TGH Ahmad Zainuri, memberikan tausiah kepada direksi dan karyawan Bank NTB Syariah.

Bank NTB Syariah mendapat kuota 1200 unit dari Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakya. Program pembangunan perumahan bersubsidi tersebut sudah mulai berjalan pada Januari 2020. Beda dengan tahun sebelumnya dilaksanakan pada Agustus-September.

Kementerian juga menjanjikan akan menambah kuota jika Bank NTB Syariah mampu merealisasikan sebesar 70 persen dari kuota yang diberikan pada semester satu 2020.

Untuk mencapai target, kata Kukuh, strateginya adalah membuat tim khususu seperti yang dilakukan pada 2020. Bahkan, tim tersebut akan ditambah untuk lebih memperkuat kinerja. Tidak seperrti tahun sebelumnya, hanya di dua cabang, yakni Kantor Cabang Selong, di Kabupaten Lombok Timur, dan Kantor Cabang Pejanggik, di Kota Mataram.

Kantor cabang lain yang akan diperkuat oleh tim khusus FLPP pada 2020 adalah Kantor Cabang Sumbawa, di Kabupaten Sumbawa, Kantor Cabang Taliwang di Kabupaten Sumbawa Barat, Kantor Cabang Gerung, di Kabupaten Lombok Barat, dan Kantor Cabang Karang Jangkong, di Kota Mataram.

Hal itu dilakukan agar realisasi penyaluran pembiayaan perumahan bersubsidi tidak hanya terpusat di Kantor Cabang Pejanggik, seperti pada 2019, di mana dari 1.065 unit yang dibukukan, hampir 900-an unit ada di Kantor Cabang Pejanggik. Diharapkan, pada 2029 bisa lebih tersebar dan lebih cepat terealisasi.

Bank NTB juga sudah menjalin kerja sama dengan 25 perusahaan pengembang perumahan. Jumlah tersebut kemungkinan bertambah karena pengembang yang sudah menjadi mitra memberikan testimoni kepada pengembang lain bahwa Bank NTB Syariah sudah memberikan layanan FLPP.

"Bahkan yang menarik adalah punya pembiayaan sektor konstruksi yang bisa digandengkan dengan FLPP," kata Kukuh.

Ia menambahkan strategi lebih kencang juga dilakukan pada 2020. Sebab ada tiga fokus utama, yakni dana ritel, khususnya tabungan masyarakat bumi gora (Tambora).

Pihaknya sudah menandatangani skim "mobile banking" pada Desember 2019. Jumlah pengguna layanan tersebut sudah meningkat luar biasa karena memang perbedaan dari transaksi yang saat ini sedang dilaksanakan sudah hampir menyeluruh dan hampir sama dengan bank nasional.

Bank NTB Syariah juga melihat peluang adanya pengembangan outlet. Insya Allah pada Maret 2020 akan diresmikan outlet pensiunan. Itu salah satu komitmen untuk menambah jumlah pensiunan menjadi nasabah dari 4800 orang pensiunan yang sudah dikelola, mudahan bertambah menjadi 7.000 orang pensiunan menjadi nasabah.

Dari sisi ikhtisar rasio keuangan Bank NTB Syariah juga terus meningkat. Kukuh menyebutkan, aset meningkat dari Rp7 triliun menjadi Rp8,7 triliun atau tumbuh sebesar 23 persen hingga akhir 2019. Pertumbuhan aset tersebut jauh di atas rata-rata perbankan daerah dan syariah.

Untuk pertumbuhan penyaluran pembiayaan mencapai 14 persen dari Rp5,3 triliun pada 2018 menjadi hampir 5,6 triliun pada 2019. Begitu juga dengan dana pihak ketiga dari Rp3,6 triliun meningkat menjadi Rp6,2 triliun pada 2019. Laba juga ditutup pada nilai Rp162 miliar atau meningkat sebesar 6 persen dibandingkan laba tahun 2018 sebesar Rp152 miliar.
Direktur Bank NTB Syariah, Kukuh Rahadjo (kanan), berbincang dengan Ustadz H Haddad Alwi Assegaf, di sela acara bershalawat dan dzikir bersama di kantor pusat Bank NTB Syariah.

Kinerja positif Bank NTB Syariah pada 2019 juga dilihat dari CAR sebesar 35 persen, NPF 1,36 persen netto tanpa habus buku selama 2019, sehingga secara obsolut NPF turun. Begitu juga dengan BOPO sebesar 77 persen, ROA 2,5 persen.

Yang menggembirakan, kata Kukuh, adalah pertumbuhan tabungan tambora. Tabungan tersebut dari tahun ke tahun mengalami pertumbuhan. Pada 2017 mencapai Rp2,1 triliun, kemudian bertambah menjadi Rp2,3 triliun pada 2018, dan pada 2019 mencapai Rp2,5 triliun.

Ke depan, Bank NTB Syariah akan menjadikan dana ritel menjadi lebih besar. Salah satunya upaya yang dilakukan adalah menjadi mitra investasi BPKH. Hal itu sudah disetujui dengan maksimum investasi sampai dengan Rp1 triliun. Dana haji tersebut akan dijadikan sebagai cadangan dalam upaya meningkatkan dana ritel.

"Sebagaimana diketahui bahwa dana ritel kami masih jauh. Upaya untuk menumbuhkan itu butuh waktu sehingga sebagai cadangan, kami berkerja sama dengan BPKH dalam kaitannya untuk memperkuat likuidititas. Jadi kami mulai seimbangkan dana corporate dengan dana ritel," ujar Kukuh.