Mataram (ANTARA) - Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Nusa Tenggara Barat, Suntono menyatakan pemerintah harus menggencarkan kampanye setop konsumsi rokok karena komoditas tersebut menjadi salah satu penyumbang terbesar dalam pembentukan garis kemiskinan.
"Rokok kretek filter tidak punya kalori, tapi memiliki porsi pengeluaran terbesar kedua setelah beras," kata Suntono, kepada wartawan usai mempresentasikan data angka kemiskinan NTB, di Mataram, Kamis.
Ia mengatakan kenaikan tarif cukai rokok juga diikuti dengan kenaikan harga rokok. Di satu sisi, pendapatan masyarakat berpenghasilan rendah yang menjadi konsumen rokok tidak mengalami kenaikan.
"Masyarakat berpenghasilan rendah membeli rokok dengan harga relatif mahal. Itu artinya akan mengurangi konsumsi komoditas lain, seperti beras, ikan, atau daging. Sehingga konsumsi kalori bisa di bawah 2.100 kkal per kapita per hari. Tentu itu berpengaruh terhadap kemiskinan," ujarnya.
Ia menyebutkan jumlah penduduk miskin di NTB pada September 2019 tercatat sebanyak 705.68 ribu orang atau sebesar 13,88 persen. Jumlah tersebut berkurang 0,68 persen dibandingkan Maret 2019 sebanyak 735.960 orang.
Lima komoditas makanan yang memberikan sumbangan terbesar pada garis kemiskinan di perkotaan adalah beras sebesar 19,25 persen, rokok kretek filter 12,86 persen, telur ayam ras 3,08 persen, kue/biskuit 3,03 persen, dan daging ayam ras 3,01 persen.
Sementara di perdesaan beras menyumbang sebesar 23,08 persen terhadap garis kemiskinan, rokok kretek filter 10,67 persen, kue kering/biskuit 2,90 persen, mi instan 2,65 persen, dan telur ayam ras 2,64 persen.
"Beras yang menjadi penyumbang utama kemiskinan justru harganya rata-rata turun selama periode September. Sementara rokok cenderung mengalami kenaikan," ucap Suntono.
Menurut dia, harga beras yang cenderung stabil, bahkan mengalami penurunan selama periode survei September menyebabkan angka inflasi NTB pada 2019 hanya 1,8 persen atau terendah dalam 10 tahun terakhir. Angka tersebut juga berada di bawah inflasi nasional sebesar 2,5 persen.
"Hal itu juga yang menjadi salah satu penyebab penurunan angka kemiskinan di NTB periode September 2019 turun tercepat kedua di Indonesia," katanya.
Berita Terkait
Nilai ekspor NTB pada Februari 2024 meningkat
Jumat, 15 Maret 2024 23:10
BPS beri pembinaan statistik sektoral di Lombok Utara
Jumat, 15 Maret 2024 13:16
Angka kemiskinan Mataram turun jadi 8,62 persen
Selasa, 20 Februari 2024 19:47
BPS sebutkan Ekonomi NTB tumbuh 1,8 persen
Selasa, 6 Februari 2024 4:08
Jumlah penumpang pesawat di NTB Desember 2023 naik 5,76 persen
Jumat, 2 Februari 2024 5:13
Ekspor NTB pada Desember 2023 naik 49,87 persen
Senin, 15 Januari 2024 22:22
BPS: Pertumbuhan nilai tukar petani di NTB alami peningkatan
Rabu, 3 Januari 2024 22:11
Jumlah wisatawan menginap di NTB mencapai 1,576 juta orang
Rabu, 3 Januari 2024 5:30