Puluhan Anak Pengungsi Bali Bersekolah di Mataram

id Pengungsi Gunung

Puluhan Anak Pengungsi Bali Bersekolah di Mataram

Sejumlah warga yang bermukim sekitar 10km dari Gunung Agung melintas di jalan Desa Pemuteran, Karangasem, Bali, Rabu (27/9/2017). (ANTARA FOTO/Nyoman Budhiana)

"Mereka merupakan pelajar dengan tingkat pendidikan SD, SMP dan ada juga SMA"
Mataram (Antara NTB) - Puluhan anak pengungsi dari Bali, sudah masuk sekolah pada sejumlah lembaga pendidikan terdekat dari lokasi tempat mereka mengungsi di Kota Mataram, Nusa Tenggara Barat.

Kepala Bidang Data dan Logistik Badan Penanggulangan Bencaan Daerah (BPBD) Kota Mataram I Made Yasa di Mataram, Selasa, mengatakan, jumlah anak pengungsi yang terakomodasi di sejumlah sekolah di Mataram sebanyak 34 orang anak.

"Mereka merupakan pelajar dengan tingkat pendidikan SD, SMP dan ada juga SMA," sebutnya.

Para siswa pengungsi ini sudah mendapatkan bantuan seragam, alat tulis, buku, tas dan perlengkapan lainnya dari pemerintah provinsi. Sementara untuk orang tua mereka sudah diberikan bantuan sembako dari Dinas Sosial.

Berdasarkan data terakhir, menurutnya, jumlah pengungsi dari Bali di Mataram saat ini tercatat sebanyak 164 jiwa atau 42 kepala keluarga (KK).

Jumlah itu tersebar di 11 kelurahan dari 50 kelurahan yang ada di Kota Mataram. Lokasi tempat tinggal para pengungsi tersebut antara lain di Kelurahan Mandalika, Mayura, Karang Taliwang, Cakra Barat, Cilinaya, Cakra Selatan, Karang Baru dan Kelurahan Bintaro.

Dari 11 kelurahaan yang menjadi lokasi tempat tinggal para pengungsi yang memilih tinggal bersama keluarga dekat mereka itu, paling banyak tinggal di Kelurahan Bintaro dengan jumlah sebanyak 15 KK.

"Data awal jumlah pengungsi 170 jiwa atau 44 KK, namun saat ini berkurang tapi belum kita tahu secara pasti pengurangannya apakah karena pindah pengungsian atau kembali ke kampung halamannya," katanya.

Asisten I Setd Kota Mataram Lalu Martawang sebelumnya mengatakan, pemerintah Kota Mataram, hingga saat ini masih membuka posko bagi pengungsi Bali di Kantor BPBD Mataram.

"Meskipun sudah ada informasi kondisi sejumlah wilayah di Bali relatif aman, namun sampai sekarang posko penanganan pengungsi dari Bali untuk antisipasi erupsi Gunung Agung masih siaga 24 jam," katanya.

Dikatakan, posko ini bisa menjadi pusat informasi bagi para pengungsi, dan tim BPBD yang berada di Posko bertugas mendata, dan mengantarkan mereka ke rumah keluarga yang akan dituju.

BPBD juga bertugas menyiapkan skenario untuk penanganan para pengungsi selama berada di Kota Mataram, berkoordinasi dengan dinas/instansi terkait.

Misalnya, dengan Dinas Sosial terkait untuk melakukan intervensi pemberian bantuan sandang dan pangan, dan dengan Dinas Pendidikan terkait penanganan anak-anak dari pengungsi yang masih usia sekolah.

"Sejak awal pemerintah kota, siap menerima para pengungsi dari Bali, begitu juga dengan anak-anaknya usia sekolah bisa sekolah di sekolah terdekat dengan lokasi pengungsian mereka," kata Martawang. (*)