Lebak (ANTARA) - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Lebak, Banten memberlakukan siaga selama 24 jam menghadapi bencana di daerah itu.

"Kita menginstruksikan petugas kebencanaan dan relawan setiap hari melaksanakan piket secara bergantian di Posko Utama Bencana," kata Kepala Pelaksana Harian BPBD Kabupaten Lebak Kaprawi di Lebak, Selasa.

Selama ini, Kabupaten Lebak masuk kategori rawan bencana antara lain banjir, longsor, gempa, tsunami dan kebakaran hutan.

Belum lama ini, kata dia, Lebak dilanda bencana gempa magnitudo 6,9 hingga menyebabkan tiga orang meninggal dunia juga puluhan rumah mengalami kerusakan ringan dan berat.

Selain itu juga banjir dan longsor karena terdapat daerah aliran sungai dengan topografi perbukitan dan pegunungan.

Bencana alam lainnya, lanjut dia, kebakaran hutan karena Kabupaten Lebak memiliki kawasan hutan terluas di Banten, termasuk Taman Nasional Gunung Halomun Salak (TNGHS) dan hutan adat.

"Kami mengimbau masyarakat yang tinggal di daerah rawan bencana dapat meningkatkan kewaspadaan guna mengurangi risiko kebencanaan," ujarnya.

Menurut dia, BPBD setempat telah menyiapkan berbagai peralatan, relawan dan logistik, termasuk obat-obatan.

Peralatan yang dimaksud, antara lain perahu motor, pelampung, tenda, kendaraan operasional juga mobil dapur.

Selain itu BPBD juga berkoordinasi dengan TNI, Polri, Tagana, PMI, Dinas Bina Marga, Dinas Kesehatan, Orari, Pers, aparat kecamatan dan masyarakat.

"Kami selalu koordinasi untuk penanganan kebencanaan dengan bertindak cepat melakukan evakuasi juga penyaluran bahan pokok," katanya menjelaskan.

Ia mengatakan langkah upaya pencegahan bencana alam di antaranya dilakukan dengan menjaga kelestarian lingkungan tanpa membuang sampah sembarangan dan rajin membersihkan saluran sungai maupun drainase.

Disamping itu  juga warga diimbau untuk tidak tinggal di daerah kawasan rawan banjir dan longsor seperti bantaran sungai.

Untuk menghadapi ancaman gempa bumi diharapkan masyarakat membangun rumah dengan konstruksi antigempa.

Begitu juga masyarakat pada musim kemarau tidak sembarangan membuang puntung rokok ke semak belukar juga tidak membakar ladang guna mencegah kebakaran hutan.

"Kami berharap warga dapat menjaga kelestarian alam dengan melaksanakan penghijauan," katanya.

Suhendi (45) seorang relawan Kecamatan Cihara Kabupaten Lebak mengatakan dirinya bersama relawan lainnya di daerah itu bersiaga dan siap melayani masyarakat jika sewaktu-waktu terjadi bencana alam.

"Relawan di sini selalu siap 24 jam dalam memberikan bantuan pertolongan kepada warga yang tertimpa musibah," katanya.
 

Pewarta: Mansyur suryana
Editor: Triono Subagyo
Copyright © ANTARA 2019