Sydney (ANTARA) - Mantan wakil perdana menteri Australia Tim Fischer, yang basis pemilih perdesaannya kritis untuk pengenalan undang-undang pengawasan senjata yang ketat setelah penembakan massal terburuk di negara itu pada 1996, meninggal dunia dalam usia 73 tahun.

Fischer adalah warga desa yang klasik dan berbicara singkat, selalu mengenakan topi Akubra kulit kelinci. Dia menggambarkan kampanye untuk pemilihan berlangsung di "jejak wombat", sebuah rujukan ke wombat, satwa berkantung khas Australia yang dapat ditemukan di lubang-lubang yang terdapat di sekitar lahan pertanian.

"Tim Fischer adalah orang Australia yang besar dalam segala hal," Perdana Menteri Australia Scott Morrison mengatakan pada hari Kamis dalam sebuah pernyataan melalui email.

"Besar perawakannya, besar dalam keyakinannya, besar dalam hasratnya, besar dalam visinya untuk apa yang bisa dicapai oleh orang Australia dan besar dalam pandangannya tentang kedudukan Australia di dunia. Tim Fischer akan selamanya membayangi negara kita," dia kata.

Fischer, yang sebagai ketua Partai Nasional Pedesaan, juga menjabat sebagai wakil perdana menteri dari 1996 hingga 1999, meninggal karena leukemia, Australian Broadcasting Corporation melaporkan.

Fischer pertama kali terpilih sebagai anggota parlemen nasional pada 1984 dan setelah enam tahun memenangi kepemimpinan partai Nasional, mitra utama konservatif Australia, Partai Liberal. Hanya dalam waktu satu bulan setelah kepemimpinannya, koalisi tersebut menyapu kekuasaan setelah 13 tahun sebagai oposisi.

Meskipun Fischer memimpin sejumlah kecil anggota parlemen Nasional, dukungannya kepada John Howard, perdana menteri Australia saat itu, sangat penting, setelah pembantaian Port Arthur 1996 di negara bagian Tasmania, di mana 35 orang ditembak mati oleh seorang pria bersenjata.

Howard memindahkan sebagian besar anggota konservatif, berpangkalan di pedesaan dengan memperkenalkan skema pembelian kembali senjata yang menyita hampir satu juta senjata api, membatasi pembelian senjata baru dan menerapkan langkah-langkah keamanan yang keras untuk penyimpanannya.

Dalam kemarahan sedemikian, Howard terpaksa memakai rompi anti-peluru di balik jasnya selama berpidato.

Tetapi Fischer mendukung Howard dalam menundukkan pandangan konstituen pedesaan yang marah, yang akhirnya mempengaruhi pemilih pedesaan.

Fischer secara mengejutkan keluar dari politik pada 1999, sebelum kembali ke jabatan publik pada tahun 2008 sebagai duta besar pertama Australia untuk Tahta Suci. Dia pensiun pada 2012.

Sumber: Reuters

​​​​​​​

Penerjemah: Maria D Andriana
Editor: Atman Ahdiat
Copyright © ANTARA 2019