Pontianak (ANTARA) - Dinas Kesehatan Kota Pontianak sedang mendalami dan mengkaji dampak panjang kabut asap bagi kesehatan manusia, kata Kadinkes Kota setempat Sidiq Handanu.

"Untuk jangka pendek kabut asap berdampak menyebabkan sakit pilek, sesak napas, sakit kepala, dan lainnya, tetapi dalam jangka panjang yang perlu dilakukan penelitian, bisa saja berdampak pada kanker tenggorokan atau saluran pernapasan," kata Sidiq Handanu di Pontianak, Selasa.

Saat ini, menurut dia, sudah terjadi peningkatan masyarakat yang mengalami ISPA (infeksi saluran pernapasan akut) dari yang normalnya sekitar 800 pasien dalam seminggu, kini sudah tercatat 1.100 lebih.

"Yang masih dilakukan kajian, yakni dampak kabut asap dalam jangka panjang, apabila kabut asap mengandung partikel-partikel yang bisa menyebabkan sakit paru-paru atau kanker tenggorokan itu," ujarnya.

Sehingga dalam mencegah tersebut, meskipun di rumah harus dihidupkan kipas angin, dan pintu atau jendela harus dalam keadaan tertutup sehingga partikel-partikel sisa pembakaran yang terbawa oleh angin tidak masuk ke dalam rumah.

"Sementara untuk menjaga kesehatan dengan banyak minum air putih, dan buah-buahan serta sayur-sayuran untuk menjaga daya tahan tubuh, untuk sementara jangan dulu minum es, terutama bagi anak-anak," ucapnya.

Sidiq Handanu menambahkan, saat ini pihaknya sudah menyediakan tujuh unit rumah oksigen sebagai antisipasi dampak warga yang terpapar kabut asap yang kian pekat menyelimuti Kota itu, sebagai dampak karhutla.

"Ada tujuh lokasi yang ditunjuk sebagai rumah oksigen, yakni Puskesmas Gang Sehat, Puskesmas Alianyang, Puskesmas Perumnas I, Puskesmas Kampung Dalam dan Puskesmas Siantan Hilir," ujarnya.

Tujuan disediakannya rumah oksigen ini adalah sebagai pertolongan pertama apabila ada warga yang mengalami sesak nafas, dan rumah oksigen itu disediakan oleh Nebulizer.

"Bilamana ada yang mengalami sesak nafas yang diakibatkan asma dampak dari asap, silakan dibawa ke rumah oksigen yang ada di layanan kesehatan yang ditunjuk tersebut," ujarnya.

Apabila kondisi pasien semakin parah sesak nafasnya, lanjut Sidiq, maka segera dibawa ke fasilitas kesehatan yang lebih tinggi atau rumah sakit terdekat. "Jadi rumah oksigen itu disediakan sebagai pertolongan pertama saja," katanya.

Menurutnya, kalau melihat kondisi udara terkini memang sudah dalam kondisi tidak sehat. Untuk itu pihaknya mengantisipasi bilamana kondisi tersebut terus berlanjut, sebab dikhawatirkan tidak turun hujan.

"Kalau kondisi ini berlangsung lama, dipastikan kesehatan masyarakat akan terdampak. Kita semua berdoa mudah-mudahan segera turun hujan agar kondisi udara di Pontianak berangsur normal kembali," katanya.

Sebelumnya, Diknasbud Kota Pontianak meliburkan aktivitas belajar dan mengajar mulai tingkat PAUD hingga SMP di kota itu akibat kabut asap semakin tebal mulai Rabu (11/9) hingga Sabtu (14/9), dan masuk kembali Senin (16/9), tetapi karena kabut asap semakin tebal, maka libur tersebut diperpanjang hingga Selasa (17/9) dan masuk kembali Rabu (18/9).

Pewarta: Andilala
Editor: Masuki M. Astro
Copyright © ANTARA 2019