Saya melihat rezim sekarang terlalu permisif atau kurang peduli terhadap tragedi itu
Surabaya (ANTARA) - Banyak warga di Kota Surabaya, Jawa Timur, tidak mengibarkan bendera merah putih setengah tiang dalam rangka memperingati peristiwa Gerakan 30 September Partai Komunis Indonesia atau dikenal G30S/PKI.

"Saya lupa kalau hari ini memperingati G30S/PKI," kata salah seorang warga Medayu Utara Surabaya, Udin, di Surabaya, Senin.

Pantauan Antara di sepanjang Jalan Medayu Utara khususnya di gang-gang tampak sepi dari bendera merah putih setengah tiang. Ada warga yang memasang bendera setengah tiang, namun bisa dihitung jari.

Begitu juga halnya di perkampungan lain seperti Pandugo, Panjaringan Sari dan lainnya juga terlihat sepi. Bahkan di sepanjang kawasan perniagaan di Jalan Ir. Soekarno (MERR), Jalan Kertajaya, Jalan Raya Gubeng jarang terlihat bendera setengah tiang dikibarkan.

Baca juga: Dinas Kesehatan Papua pasang bendera setengah tiang untuk Dokter Soeko

Hal sama juga dikatakan Indra, warga Panjaringan Sari. Ia mengaku satu hari sebelum hari H, sudah diberitahu oleh ketua RT-nya melalui grup whatsapp agar memasang bendera setengah tiang.

"Tapi saya cari bendera saya di lemari tidak ada. Mungkin saya lupa menyimpannya pada saat 17 Agustus lalu," katanya.

Dosen Sosiologi FISIP Univeritas Wijaya Kusuma Surabaya Umar Salahudin mengaku prihatin dengan sepinya pengibaran bendera setengah tiang untuk menghormati jasa para pahlawan, khususnya pahlawan revolusi dalam menjaga ideologi Pancasila.

"Padahal tradisi ini sudah dipraktikan sejak dulu," kata Umar yang juga Koordinator Parliament Wacth Jatim.

Baca juga: Habibie Wafat - Bupati instruksikan pasang bendera setengah tiang

Menurut dia, situasi dan kondisi politik Indonesia mulai berubah, apalagi dengan perubahan rezim.

Menurutnya, setiap rezim politik memiliki pandangan dan tafsir berbeda dalam menyikapi tragedi G30S/PKI.

"Saya melihat rezim sekarang terlalu permisif atau kurang peduli terhadap tragedi itu. Ini yang kemudian berimplikasi pada sikap politik atas ritual tahunan masalah pengibaran bendera," katanya.

Baca juga: Kedubes AS pasang bendera setengah tiang untuk hormati BJ Habibie

Selain itu, lanjut dia, ideologi Pancasila masih sebatas pigura dan hanya ritual saja, tapi tidak mewujud dalam laku dan kebijakan negara. Kondisi elit di atas berdampak kepada kondisi di tingkat masyarakat.

"Masyarakat juga sudah mulai abai dan lupa terhadap tragedi berdarah G30S/PKI. Tragedi itu dianggap kejadian biasa, sebut saja misalnya sekarang nonton film G30S/PKI sudah mulai jarang dilakukan masyarakat," katanya.
 

Pewarta: Abdul Hakim
Editor: Edy Sujatmiko
Copyright © ANTARA 2019