Langsa, Aceh (ANTARA) - Pemerintah Kota Langsa meraih penghargaan atas komitmen dan dukungannya terhadap pengurangan resiko bencana di wilayah ini dengan salah satu di antaranya akibat memiliki 6.000 hektare mangrove atau hutan bakau sebagai kawasan konservasi.

"Alhamdulillah, kita bersyukur kepada Allah atas penerimaan penghargaan dari Badan Nasional Pengembangan Bencana yang telah diterima oleh Pemko Langsa. Semoga menjadi semangat, dan semakin termotivasi ke depan," ucap Wakil Wali Kota Langsa, Marzuki Hamid di Langsa, Aceh, Senin.

Ia mengaku, keberadaan areal konservasi hutan bakau 6.000 hektare di Kota Langsa diperuntukkan sebagai buffer zone atau kawasan penyangga, dan juga mitigasi bencana dari terjadi abrasi air laut.
Baca juga: Hutan mangrove Langsa terlengkap di Asia Tenggara

Selain itu, lanjutnya, penanaman pohon telah dilakukan pihaknya tidak kurang dari satu juta batang dari berbagai jenis baik berbuah atau tidak selama tujuh tahun terakhir.

Terlebih dalam menjaga dan merawat pohon telah ditanam, kemudian pembersihan sungai setiap enam bulan sekali bersama tim reaksi cepat, tagana, TNI/Polri, lembaga swadaya masyarakat, pramuka, dan masyarakat gampong (desa) terutama dari sampah plastik.

Seperti diketahui, penghargaan pengurangan resiko bencana tersebut diserahkan langsung Kepala BNPB Letjen Doni Monardo kepada Wakil Wali Kota Langsa Marzuki Hamid di Kota Pangkal Pinang, Bangka Belitung, Ahad (13/10).

"Bahkan sampai dengan hari ini, hutan bakau kita telah menjadi salah satu destinasi wisata yang paling diminati masyarakat Aceh, dan Sumbagut (Sumatera bagian utara)," tegas dia.
Baca juga: Disesalkan Penggerusan Kawasan Lindung Mangrove di Langsa

Ia mengatakan, Pemko Langsa merupakan salah satu daerah mendapatkan penghargaan pengurangan resiko bencana bersama Wali kota Ambon, Bupati Manokwari, dan Gubernur Bangka Belitung.

Ada sejumlah unsur yang menjadi penilaian, sehingga Langsa dinilai layak mendapatkan di antaranya menggerakkan gotong royong masal melibatkan seluruh masyarakat, Forkopimda, Organisasi Perangkat Daerah, TNI/Polri, dan instansi vertikal lainnya.

"Saya menyampaikan rasa terima kasih, dan apresiasi yang tinggi ke seluruh masyarakat dan 'stakeholder' di Kota Langsa terhadap pengurangan resiko bencana," tuturnya.

Pemko Langsa tujuh tahun terakhir gencar melakukan sosialisasi, dan edukasi terutama ke sekolah-sekolah terhadap pengurangan resiko bencana sebagai wujud sekolah aman bencana. Melakukan rehabilitasi, dan rekontruksi terhadap sarana prasarana masyarakat yang rusak, seperti korban kebakaran dengan membangun rumah.

"Yang tak kalah penting adalah, pelaksanaan safari subuh dan majelis ta'lim keliling Kota Langsa, menjadi sarana forum penyampaian masyarakat terhadap pengurangan resiko bencana," tegas Wakil Wali Kota Marzuki.
Baca juga: Pegiat lingkungan tanam mangrove di Aceh Timur
 

Pewarta: Muhammad Said
Editor: Muhammad Yusuf
Copyright © ANTARA 2019