Padang Aro, (ANTARA) - Dinas Kesehatan Kabupaten Solok Selatan, Sumatera Barat menjelaskan prosesi pemakaman jenazah Pasien Dalam Pemantauan (PDP) diduga COVID-19 yang meninggal di RS Achmad Mochtar (RSAM)
Bukittinggi pada Rabu malam (25/3).

Kepala Dinas Kesehatan Solok Selatan Novirman di Padang Aro, Kamis, mengatakan pemberian kain kafan dan lainnya dilakukan di RSAM dan setelah sampai di lokasi dishalatkan dan langsung dikuburkan.

"Jenazah tidak boleh dibuka dan juga tidak dimandikan karena sudah diselenggarakan di RSAM," ujarnya.

Pemerintah daerah, katanya, sudah menemui keluarga korban dan menjelaskan bagaimana prosesi pemakaman supaya mereka bisa mengerti.

"Kami tugaskan petugas Puskesmas di wilayah tempat tinggal korban memberi edukasi kepada keluarga pasien," ujarnya.

Baca juga: 39 orang berstatus PDP dan ODP di Solok Selatan dinyatakan sehat

Baca juga: Warga Solok Selatan yang diobservasi bertambah enam orang

Baca juga: Empat ASN Solok Selatan diberi cuti usai pulang dari luar negeri


Dia menyebutkan, PDP diduga COVID-19 asal Solok Selatan yang meninggal dunia di RSAM Bukittinggi tersebut berdasarkan hasil swab negatif terjangkit Corona.

"Penyebab kematiannya bisa karena infeksi paru atau lainnya, karena imunitas tubuhnya menurun," katanya.

Pasien PDP yang meninggal tersebut memiliki riwayat perjalanan ke Jakarta dan baru pulang pada 13 Maret lalu.

Hingga saat ini belum ada warga Solok Selatan yang terkonfirmasi positif COVID-19, sementara Orang Dalam Pengawasan (ODP) ada 19 orang dengan riwayat perjalanan ke DKI Jakarta, Yogyakarta, Jawa Barat, Batam, Lampung, Riau, Solo dan Tangerang.

Masyarakat diharapkan mematuhi imbauan pemerintah berupa jaga jarak aman, menghindari kontak fisik secara langsung dengan orang lain dan menahan diri untuk mendatangi titik-titik keramaian.

Kabag Humas dan Protokol Setkab Solok Selatan, Firdaus Firman mengatakan pemerintah daerah sudah melakukan penyemprotan disinfektan di perkantoran pemerintah serta fasilitas umum.

"Kami juga melakukan sosialisasi kepada masyarakat akan bahaya COVID-19 menggunakan pengeras suara," ujarnya.*

Pewarta: Mario Sofia Nasution
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2020