Jakarta (ANTARA) - Kesadaran pengendara di Jakarta Selatan mematuhi Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) meningkat dilihat dari kesadaran
menggunakan masker serta menjaga jarak (physical distancing).

Kasat Lantas Polres Metro Jakarta Selatan AKP Widodo saat dihubungi di Jakarra, Jumat, menyebutkan peningkatan kesadaran ini berdasarkan hasil pantauan PSBB di lima "check point" atau pos pemeriksaan yang ada di wilayah Jakarta Selatan.

"Secara keseluruhan pemantauan di lima pos pantau untuk perubahan tingkat kesadaran masyarakat sangat bagus," kata Widodo.

Widodo menyebutkan, fakta di lapangan semua pengendara kendaraan bermotor baik roda dua maupun roda empat pribadi serta umum sebanyak 95 persen sudah menggunakan masker untuk mencegah COVID-19.

Demikian pula untuk penerapan "physical distancing" sudah dipahami oleh pengendara roda empat pribadi maupun umum.

"Soal pembatasan fisik kendaraan pribadi maupun penumpang rata-rata di bawah 50 persen. Artinya semua telah menerapkan aturan 50 persen kapasitas kendaraan," kata Widodo.

Baca juga: Jakarta alami penurunan, Anies imbau masyarakat tetap patuhi PSBB
Baca juga: Anies bagikan 20 juta masker untuk warga DKI
Petugas gabungan memberikan hukuman push up kepada warga yang tidak memakai masker saat razia Pembatasan Sosial Berskala Besar(PSBB) di Kawasan Jalan Fatmawati, Jakarta, Selasa (28/4/2020). ANTARA FOTO/Reno Esnir/foc. (ANTARA/RENO ESNIR)
Di Jakarta Selatan terdapat lima "check point" atau pos pemeriksaan yang melakukan pengawasan PSBB setiap harinya. Yakni di depan UI, Pasar Jumat, Budi Luhur di Jalan Cileduk Raya. Lalu di Stasiun Cikoko dan Stasiun Manggarai.

Selama PSBB, Satlantas Polres Metro Jakarta Selatan juga mencatat terjadinya penurunan angka kecelakaan lalu lintas secara kuantitas sebesar 40 persen. Jika pada hari biasa dalam sebulan terjadi 10 kecelakaan, selama PSBB angka kecelakaan kurang dari lima kejadian dalam sebulan.

Tapi secara kualitas, kecelakaan yang terjadi selama PSBB memiliki tingkat keparahan yang fatal.

Menurut Widodo, hal ini disebabkan jalanan yang sepi dimanfaatkan oleh pengendara untuk memacu kecepatan kendaraannya.

"Secara kuantitas meningkat, orang rata-rata dengan jalanan lancar rata-rata pada ngebut, entah karena ngantuk, terjadi kerusakan parah," kata Widodo.
Baca juga: Anies segera distribusikan 20 juta masker untuk warga Jakarta
Baca juga: Ada kemungkinan Jakarta keluar dari fase PSBB dua pekan mendatang

Pewarta: Laily Rahmawaty
Editor: Sri Muryono
Copyright © ANTARA 2020