Mataram (ANTARA News) - Pemimpin Bank Indonesia (BI) Mataram, Tri Dharma, mengatakan ledakan bom di Hotel JW Marriott dan Ritz-Carlton, Jumat (17/7) lalu, tidak memengaruhi perekonomian di wilayah Nusa Tenggara Barat (NTB).

"Menurut saya tidak ada pengaruhnya terhadap perekonomian NTB, karena masyarakat di daerah ini tidak dilanda trauma soal teroris sehingga tidak ada kekhawatiran yang berlebihan," ujarnya menjawab wartawan di Mataram, Rabu.

Wartawan menanyakan dampak ledakan bom di Jakarta terhadap perekonomian di NTB terutama dari aspek perbankan dan dunia usaha.

Menurut Tri Dharma, sektor perbankan termasuk di wilayah NTB juga tetap berjalan sesuai dengan harapan berbagai pihak.

Kinerja ekonomi NTB yang tumbuh positif pada bulan Juli 2009 turut didukung oleh kenaikan pembiayaan kredit perbankan yang mampu tumbuh sebesar 11,61 persen (year to year) hingga akhir Juni yang mencapai Rp7,08 triliun.

"Bahkan, anehnya rupiah makin menguat hingga menembus level 9.915 per dolas AS. Itu berarti ekonomi kita tidak terpengaruh ledakam bom itu," ujarnya.

Ia berharap rupiah terus menguat agar mata uang Indonesia tetap baik di mata dunia internasional.

Apalagi, dalam APBN dipatok rupiah tetap pada kurs Rp9.500 per dolar AS.

"Saya yakin, dalam beberapa waktu ke depan, perekonomian Indonesia, teristimewa di wilayah NTB akan menunjukkan perkembangan positif," ujarnya.

Ia menyebut salah satu faktor pendorong pertumbuhan ekonomi di Indonesia yakni kegiatan pemilihan umum presiden 8 Juli 2009 yang terlaksana aman dan lancar sehingga berdampak signifikan.(*)

Pewarta:
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2009