... selain sisi religius masyarakat Muslim di provinsi paling barat Indonesia ini yang menjadi faktor sangat vital dalam penanganan virus corona jenis baru di kota paling utara di Sumatera tersebut.
Banda Aceh (ANTARA) - Wali Kota Banda Aceh, Aminullah Usman, menyebutkan sinergitas antara pemerintah daerah, ulama, dan warga setempat menjadi kunci dalam menekan pencegahan penyebaran wabah virus corona jenis baru (COVID-19) di daerah berjuluk "Kota Serambi Mekkah".

"Kuncinya ada dikesadaran, dan patuhnya masyarakat dalam menerima setiap aturan pencegahan penyebaran virus (COVID-19) yang pemerintah keluarkan bersama Forkopimda (Forum Komunikasi Pimpinan Daerah). Tentu, tidak lepas dari peran para ulama dan tokoh masyarakat," kata Aminullah di Banda Aceh, Kamis.

Ia melanjutkan, selain sisi religius masyarakat Muslim di provinsi paling barat Indonesia ini yang menjadi faktor sangat vital dalam penanganan virus corona jenis baru di kota paling utara di Sumatera tersebut.

Wali kota sempat menjelaskan, bagaimana perkembangan terkini COVID-19 secara rinci di daerah yang memiliki sembilan kecamatan dengan jumlah 90 gampong (desa), dan total didiami penduduk mencapai 240 ribu jiwa.
Baca juga: Saat pandemi, tingkatkan empati terhadap sesama, sebut khatib di Aceh

"Pada awalnya ada dua pasien positif, yakni sepasang suami-istri dan keduanya sudah sembuh. Kemudian ada 16 orang PDP (Pasien Dalam Pengawasan), dan kini sudah tidak ada lagi atau nihil. Sekarang tinggal 14 ODP (Orang Dalam Pemantauan) masih dalam proses," terang dia.

Pemerintah Kota (Pemkot) Banda Aceh, ucap Amin, menerbitkan sejumlah peraturan dan imbauan demi pencegahan COVID-19, seperti memakai masker, menjaga jarak, cuci tangan, tidak berkerumunan, memberlakukan take away (bawa pulang), membeli secara online (daring) untuk warung makan dan minuman.

Terakhir mengeluarkan Peraturan Wali Kota (Perwal) Banda Aceh Nomor 25 tahun 2020 tentang perubahan atas Perwal Banda Aceh Nomor 24 tahun 2020 tentang penggunaan masker dalam rangka pencegahan penyebaran selama masa pandemi COVID-19.

"Benar-benar diterapkan oleh seluruh warga kota, dan kini sudah menjadi budaya baru di Banda Aceh," tutur mantan dirut Bank Aceh ini.

Sementara untuk tingkat desa, terang wali kota, pihaknya juga menyiagakan tim ditiap gampong untuk mengawal setiap ODP di desanya masing-masing dengan ketat, termasuk di wilayah perbatasan menuju ke Banda Aceh.
Baca juga: Kenduri Nuzulul Quran di tengah pandemi COVID-19

"Kita selalu kompak, saling bahu-membahu dalam mencegah COVID-19 di Banda Aceh ini, termasuk selalu berkoordinasi dengan pemerintah provinsi," tegas Wali Kota Aminullah.

Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan COVID-19, Achmad Yurianto, mengatakan data beberapa provinsi menunjukkan gambaran baik dengan tidak terjadi penambahan signifikan jumlah kasus positif, dan membuka kesempatan untuk relaksasi beberapa aturan.

"Secara garis besar, dan ini masih akan kita tindaklanjuti lebih detail lagi, beberapa provinsi di Tanah Air telah menunjukkan gambaran yang bagus, tidak ada lagi secara signifikan penambahan kasus kemudian tidak ada lagi perluasan wilayah yang terdampak," kata Yurianto.

Menurut data Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 di Jakarta, Rabu (27/5) pukul 12.00 WIB, terdapat akumulasi 23.851 kasus positif di seluruh Indonesia.

Provinsi dengan total kasus positif di bawah 100 sejauh ini adalah Aceh dengan 19 kasus, Bangka Belitung 42 kasus, Gorontalo 60 kasus, Bengkulu 69 kasus, Nusa Tenggara Timur 85 kasus, Sulawesi Barat 88 kasus, dan Jambi 97 kasus.

Sementara itu, lima provinsi dengan akumulasi kasus terbanyak sejauh ini adalah DKI Jakarta dengan 6.896 kasus, Jawa Timur 4.142 kasus, Jawa Barat 2.157 kasus, Sulawesi Selatan dengan 1.381 dan Jawa Tengah 1.326 kasus.
Baca juga: Jubir: Kasus COVID-19 di Aceh tidak bertambah
 

Pewarta: Muhammad Said
Editor: Muhammad Yusuf
Copyright © ANTARA 2020